Meski Amerika Serikat masih menjadi negara tujuan ekspor-impor Indonesia, namun menurut Direktur Eksekutif Ekonomi dan Kebijakan Moneter BI Juda Agung, surplus kali ini tidak dipengaruhi aktivitas perdagangan antara Indonesia dengan Amerika Serikat.
Surplus tersebut, kata Juda, karena terjadinya kenaikan harga ekspor RI yang membaik.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, kata Juda, pada bulan Oktober ini, pertumbuhan ekonomi RI juga dalam keadaan yang positif. Kondisi tersebut terjadi karena volume ekspor manufaktur yang mengalami kenaikan.
"Seperti (penjualan) kendaraan bermotor atau automotif, lalu makanan olahan, dan ketiga peralatan listrik," ungkapnya.
Dari sisi otomotif sendiri, lanjut Juda, banyak di ekspor ke Filipina, dan Saudi Arabia, baru selanjutnya ke kawasan Asia Selatan seperti Sri Langka. "Jadi industri manufaktur tujuan ekspornya bukan hanya ke Amerika. Komoditas juga menyebar ke China dan India," tutupnya. (dna/dna)











































