Indeks dan rupiah sempat terkoreksi, namun Pemerintah, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), otoritas bursa sepakat tidak ada yang perlu dikhawatirkan di pasar keuangan Indonesia karena secara umum, fundamental Indonesia masih menunjukkan perbaikan.
Lihat saja data neraca perdagangan yang baru dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) kemarin, Indonesia masih mencatat surplus sebesar US$ 1,21 miliar, ini menunjukkan aktivitas perdagangan Indonesia sudah kembali ke kondisi 2014. Inflasi juga masih stabil rendah, dengan pertumbuhan ekonomi stabil 5% hingga memasuki kuartal ketiga.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ekonom Bahana Securities Fakhrul Fulvian merevisi proyeksi kebijakan suku bunga BI dengan melihat perkembangan market pasca kemenangan Trump.
''Kami perkirakan Bank Indonesia akan menahan suku bunga hingga kuartal satu tahun depan untuk stabilisasi pasar setelah melihat volatility yang terjadi di pasar saat ini. Ruang bagi pelonggaran moneter mungkin akan terbuka pada kuartal dua 2017, setelah pergerakan ekonomi AS dan kebijakan presiden terpilih lebih jelas," ujar dia dalam risetnya seperti dikutip detikFinance, Rabu (16/11/2016).
Meski suku bunga ditahan pada level 4,75%, tidak akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir tahun, pasalnya belanja pemerintah akan lebih besar menjelang tutup tahun.
Bulan lalu,Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk memotong suku bunga acuan BI 7-days repo rate sebesar 25 basis point menjadi 4,75% untuk mendorong pertumbuhan kredit yang pada akhirnya akan menopang pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi ke depan.
''Bank Indonesia perlu menahan suku bunga untuk stabilisasi nilai tukar dan meningkatkan confidence di pasar serta menunjukkan bahwa bank sentral tanggap terhadap perkembangan yang terjadi di pasar setiap saat, sehingga keseimbangan internal dan eksternal tetap terjaga," ungkap Fakhrul.
Untuk sementara, yield obligasi pemerintah mengalami kenaikan yang sangat signifikan. Bahana memperkirakan, bercermin pada kondisi pasar yang terjadi pada 2013, jika penurunan terjadi sangat cepat maka kondisi ini juga akan membalik cepat, asalkan pemerintah terus berupaya memperbaiki fundamental domestik dan mampu meyakinkan pasar bahwa keamanan Indonesia dijamin.
Dengan kericuhan yang berasal dari ekonomi global saat ini, pemerintah perlu memperbaiki fiskal khususnya terkait belanja pemerintah, sehingga investor bisa melihat bahwa fundamental ekonomi Indonesia tetap terjaga. (drk/drk)