Jasindo Targetkan Pendapatan Premi Rp 6 T Tahun Depan

Jasindo Targetkan Pendapatan Premi Rp 6 T Tahun Depan

Yulida Medistiara - detikFinance
Senin, 21 Nov 2016 15:14 WIB
Foto: Yulida Medistiara
Jakarta - PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), menargetkan pendapatan premi pada 2017 sebesar Rp 6 triliun atau tumbuh 10-15 persen setiap tahunnya.

Direktur Teknik dan Luar Negeri Jasindo, Syarifudin, mengatakan pada akhir 2016 saja Asuransi Jasindo menargetkan pendapatan premi sebesar Rp 5,6 triliun, tumbuh 16,67 persen dibanding realisasi pendapatan premi 2015 Rp 4,8 triliun.

"Target 2017 mendekati Rp 6 triliun, kalau tahun ini kami prediksikan Rp 5,6 triliun tentunya sesuai harapan pemegang saham, diharapkan ada pertumbuhan yang hampir sama dengan pasar 10-15 persen sehingga kita proyeksikan antara Rp 5,8 - Rp 6 triliun di 2017," ujar Syarifudin, di Manhattan Square, Jakarta Selatan, Senin (21/11/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Target tersebut diharapkan didapat dari korporasi dan ritel. Ia memperkirakan pendapatan premi dari korporasi akan tumbuh dibawah 10% dan untuk ritel sekitar 15%-20%, serta dari klien lebih dari 10%.

"Kita melihatnya khusus untuk korporasi pertumbuhannya tidak sebesar atau setinggi di ritel. Jadi saya masih memperkirakan untuk korporasi masih di bawah 10%, tetapi khusus untuk ritel pastinya di antara 15-20 persen," ujar Syarifudin.

Sedangkan dari segi porsi, diperkirakan 70% berasal dari korporasi dan 30% berasal dari ritel. Ia memperkirakan dari 30% itu berasal dari sektor properti, lalu oil dan gas.

"2017 kontributor utama properti, lalu oil and gas karena ada beberapa proyek besar yang sedang berjalan dan dimulai proyeknya di awal 2017, misalnya dari BP total," ujarnya.

Sementara pada 2016, Syarifudin optimistis target pendapatan premi sebesar Rp 5,6 triliun akan tercapai. Ia optimis dengan perbaikan perekonomian nasional dan global akan mendorong peningkatan bisnis asuransi Jasindo.

"Kami optimistis pendapatan premi 2016 akan tercapai dengan target pendapatan premi 2016 dari sektor korporasi sebesar Rp 3,9 triliun dan bisnis ritel Rp 1,6 triliun," ujar Syarifudin. (hns/hns)

Hide Ads