Demikian disampaikan Analis Global Market Bank Mega, James Evan Tumbuan dalam risetnya seperti dikutip detikFinance, Rabu (23/11/2016).
Wallstreet memasuki rekor baru di mana Dow Jones Industrial ditutup 19.023,87 atau meningkat 0,35% dari pembukaan. Adapun hal-hal yang mendorong penguatan bursa saham adalah sentimen lanjutan dari Nigeria yang terlihat akan setuju melakukan pembekuan produksi minyak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kesepakatan negara-negara penghasil minyak terbesar di dunia untuk mengurangi oversupply membuat harga minyak kembali melambung ke US$ 48,13 per barel. Hal ini menjadi angin segar saham-saham Eropa terlihat dari Index Jerman DAX +0,27% serta Perancis CAC 40 yang menguat 0,40%. Euro masih tertekan terhadap dolar AS di mana 1.0600 menjadi level support untuk chart harian. Lembaga pemeringkat Moodys melihat GDP Australia 2017 diperkirakan di level 2-3%. Sedangkan pagi ini Aussie mencoba level resisten 0.7452.
Rupiah hari ini diperkirakan masih tertekan terhadap dolar AS. Rupiah spot dibuka di angka Rp 13.458. Tren penguatan dolar AS masih akan berlanjut di mana rupiah bermain di level Rp 13.425 serta titik tahanan atas masih di Rp 13.500. Bank Indonesia menargetkan 100% operasi moneter menggunakan obligasi pemerintah di tahun 2024. (drk/drk)