Serba-serbi Referendum Italia yang Penting Diketahui

Serba-serbi Referendum Italia yang Penting Diketahui

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Senin, 05 Des 2016 12:20 WIB
Serba-serbi Referendum Italia yang Penting Diketahui
Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi (Foto: REUTERS/Alessandro Bianchi)
Jakarta - Rakyat Italia baru saja menyelesaikan voting untuk rencana reformasi yang diusulkan Perdana Menteri Matteo Renzi. Banyak pihak memprediksi imbasnya akan lebih besar dari Britain Exit alias Brexit.

Berikut ini beberapa poin penting yang perlu diketahui mengenai referendum Italia seperti dikuti dari CNBC, Senin (5/12/2016).

Votingnya soal apa?
Reformasi konstitusional. Renzi mengusulkan reformasi birokrasi untuk membuatnya lebih mudah menjalankan pemerintahan, caranya dengan memangkas kewenangan senat sehingga nanti kebijakan baru pemerintah hanya perlu persetujuan dari parlemen di tingkat yang lebih rendah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Renzi menyatakan siap mengundurkan diri jika rakyat Italia menolak usulan reformasi ini. Sementara pihak yang terang-terangan menolak usulan ini adalah Five Star Movement (5SM).

5SM menilai jika reformasi dilakukan maka suara rakyat Italia tidak akan terwakili oleh parlemen saat ada kebijakan baru yang diusulkan pemerintah.

Jadi Usulan Reformasi ini Disetujui atau Tidak?
Renzi hanya mendapatkan suara 40% rakyat Italia yang mendukung reformasi. Artinya, Renzi akan mengundurkan diri dalam waktu dekat.

Renzi hanya memegang jabatan selama dua setengah tahun di negara dengan ekonomi terbesar ketiga di Uni Eropa tersebut.

Apa yang Terjadi Setelah Referendum?
Setelah rakyat Italia menolak usulan reformasi, imbasnya adalah ketidakstabilan politik dan ekonomi di negeri pizza tersebut. Renzi akan mundur, pemerintah harus mencari penggantinya melalui pemilu yang diselenggarakan paling cepat tahun depan.

Imbas paling terasa di pasar keuangan. Nilai tukar euro anjlok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke titik terendahnya dalam 20 bulan terakhir, euro juga jatuh terhadap rupiah.

Krisis finansial dan resesi ekonomi Italia diprediksi tidak akan berakhir dalam waktu dekat. Bahkan, batalnya reformasi ini diperkirakan bisa memicu krisis perbankan di Uni Eropa.

Italia masih dalam resesi ekonomi karena selama ini bermasalah dengan utang yang menggunung, yaitu 356 miliar euro (Rp 5.340 triliun).

Sementara perbankan Italia setidaknya butuh 20 miliar euro (Rp 300 triliun) untuk suntikan modal dalam upaya bersih-bersih utang bermasalah. (ang/dnl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads