Gejolak Pasca Naiknya Bunga The Fed Diprediksi Tak Berlangsung Lama

Gejolak Pasca Naiknya Bunga The Fed Diprediksi Tak Berlangsung Lama

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Kamis, 15 Des 2016 13:16 WIB
Foto: Tim Infografis, Mindra Purnomo
Jakarta - Suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) Fed Fund Rate (FFR) baru saja dinaikan sebesar 0,25% ke level 0,75%. Dengan kenaikan suku bunga acuan AS, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pagi tadi sempat melonjak ke Rp 13.365 atau naik 73 poin dari pembukaan perdagangan di level Rp 13.292.

Gejolak pasar keuangan pasca kenaikan suku bunga acuan AS juga dirasakan di berbagai negara di dunia. Nilai tukar mata uang negara berkembang ikut melemah di tengah penguatan dolar AS.

"Masalah dinamika global, suku bunga AS naik dan dolar AS naik," jelas Tony dalam acara Indonesia Economic Outlook di Hotel Mulia, Jakarta Selatan, Kamis (15/12/2016).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penguatan dolar AS terhadap mata uang negara lain dikarenakan banyaknya pelaku pasar yang menarik dana mereka dari negara-negara berkembang ke AS. Investor lebih memilih untuk menanamkan uangnya di instrumen keuangan di kurs dolar AS seiring dengan kenaikan suku bunga acuan.

"Artinya orang seluruh dunia dalam rangka menyelamatkan asetnya memilih AS yang memiliki denominasi US dolar," kata Tony.

Namun, Tony memprediksi bahwa gejolak di pasar keuangan pasca kenaikan suku bunga acuan AS tidak akan berlangsung lama. Hal ini seiring dengan keberhasilan program tax amnesty dan masuknya dana repatriasi ke Indonesia yang membuat nilai tukar rupiah kembali menguat terhadap dolar AS.

"Saya prediksi itu tidak akan lama. Hal ini bisa kita atasi karena tax amnesty sukses, bubbles akan terhambat kalau ada keberhasilan repatriasi," tutup Tony. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads