"Ke depan, kalau dilihat secara historic, memang ruang ini, walaupun bulan lalu dan sekarang suku bunga acuan ditahan. Kami perkirakan suku bunga kredit ini masih akan melakukan penyesuaian, menurun," ungkap Juda Agung, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) di Kantor Pusat BI, Jakarta, Kamis (15/12/2016).
Risiko yang patut untuk dikhawatirkan adalah tentang kredit bermasalah. Rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) per Oktober 2016 tercatat sebesar 3,2% (gross) atau 1,5% (nett).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Juda menambahkan, selama Januari-November 2016, bunga kredit sudah turun 67 basis point. Sementara itu untuk bunga deposito juga turun 131 basis point.
"Suku bunga kredit selama Januari. - November 2016 sudah turun 67 bps turunnya. Jadi masih terus berlangsung transmisinya," terangnya.
Secara umum, kondisi sistem keuangan tetap stabil ditopang oleh ketahanan sistem perbankan yang terjaga. Pada Oktober 2016, rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) tercatat sebesar 22,9%, dan rasio likuiditas (AL/DPK) berada pada level 20,2%.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara menambahkan transmisi pelonggaran kebijakan moneter melalui jalur suku bunga terus berlangsung, tercermin dari berlanjutnya penurunan suku bunga deposito dan suku bunga kredit.
"Namun demikian, transmisi melalui jalur kredit masih belum optimal, terlihat dari pertumbuhan kredit yang masih terbatas sejalan dengan permintaan yang masih lemah, termasuk permintaan investasi dari korporasi yang belum kuat," kata Tirta pada kesempatan yang sama.
Pertumbuhan kredit Oktober 2016 tercatat sebesar 7,5% (yoy), lebih tinggi daripada pertumbuhan pada bulan September sebesar 6,5% (yoy), namun masih lebih rendah jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 10,3% (yoy). Sementara itu, pembiayaan ekonomi melalui pasar modal, seperti penerbitan saham, obligasi, dan medium term notes (MTN), mengalami peningkatan.
Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Oktober 2016juga meningkat dibandingkan September dari 3,2% (yoy) menjadi 6,5% (yoy), namun peningkatan DPK tersebut lebih rendahdibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,0% (yoy).
"Ke depan, sejalan dengan peningkatan aktivitas ekonomi dan dampak pelonggaran kebijakan moneter dan makroprudensial yang telah dilakukan sebelumnya, pertumbuhan kreditdan DPK diperkirakan lebih baik, masing-masing dalam kisaran 10-12% dan 9-11%pada tahun 2017," pungkasnya. (mkl/dna)











































