"Proyeksi lebih baik daripada perkiraan sebelumnya, yang di kuartal IV cuma sekitar 4,8% tapi sekarang kuartal IV BI sudah bisa dekati 5%, sekitar 4,9% lah," tutur Mirza di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, Jumat (16/12/2016).
Belanja pemerintah yang melonjak tajam di akhir tahun bisa menjadi pemicu pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertumbuhan kredit perbankan hingga saat ini juga menunjukkan performa yang membaik. Mirza masih cukup optimistis pertumbuhan kredit perbankan berada di level 7-9% hingga akhir 2016. Sedangkan pertumbuhan kredit tahun depan diperkirakan mencapai 12%
"Kredit perbankan juga dari bulan ke bulan semakin baik angkanya. Tahun ini masih 7-9%, masih dalam range. Kalau tahun depan mudah-mudahan bisa 10-12%," kata Mirza.
Nilai ekspor Indonesia yang membaik dan bahkan melesat cukup tajam pada November kemarin juga diperkirakan terus terjadi hingga tahun depan. Tentu membaiknya nilai ekspor Indonesia disebabkan karena membaiknya harga komoditas seperti tambang dan perkebunan.
"Kalau lihat angka ekspor juga cukup baik ya. Jadi memang geliat ekonomi sudah mulai kelihatan," tutur Mirza.
Inflasi pada bulan Desember ini juga masih disumbangkan oleh gejolak bahan pangan. Inflasi tentu harus menjadi perhatian khusus karena adanya rencana kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) tahun depan agar tidak membuat gejolak ekonomi semakin dalam.
"Belum lihat datanya, tapi memang volatile food harus diperhatikan untuk kenaikan pangan," tutup Mirza. (dna/dna)











































