Selain itu, ada juga gosip yang menyebar di medsos bahwa rupiah baru dicetak oleh perusahaan asal China. Selain itu, BI juga sengaja melebihkan jumlah uang yang dicetak untuk biaya keperluan pemerintah.
Sungguh disayangkan gosip-gosip ini menyebar dengan cepat dan dimakan mentah-mentah oleh masyarakat. Head of Corporate Secretary Perum Peruri, Eddy Kurnia, menepis semua gosip tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pencetak uang rupiah di Indonesia itu adalah Peruri, bukan yang lain. Di dalam UU itu, dinyatakan bahwa BI untuk mencetak uang rupiah, menugaskan BUMN dalam hal ini Peruri, untuk mencetak uang," tegas Eddy kepada detikFinance, Rabu (28/12/2016).
Ia menambahkan, sejak Peruri didirikan pada tahun 1971, tugasnya sampai sekarang adalah mencetak uang rupiah. Tugas ini juga akan terus dilakukan perusahaan pelat merah itu hingga tahun-tahun mendatang.
Sementara terkait dengan gosip pencetakan uang dengan jumlah yang tidak sesuai, Eddy menjelaskan, jumlah yang dicetak sudah sesuai dengan pesanan bank sentral. Pencetakan juga diawasi ketat sehingga tidak ada ruang untuk main-main.
"Jadi, sesuai dengan penjelasan BI, tidak ada yang namanya pencetakan n+1. Artinya, tidak mungkin ada jumlah yang dicetak n+1, itu tidak mungkin, karena kan jumlah itu sudah dihitung BI," katanya. (ang/hns)