BPJS Ketenagakerjaan Raup Untung Investasi Rp 20,19 Triliun

BPJS Ketenagakerjaan Raup Untung Investasi Rp 20,19 Triliun

Yulida Medistiara - detikFinance
Senin, 09 Jan 2017 17:52 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - BPJS Ketenagakerjaan meraih imbal hasil atau keuntungan dari investasi Rp 20,19 triliun, atau 10,1% dari total dana yang diinvestasikannya. Imbal hasil ini naik dari target 2016 yang sekitar 9%.

Ketua Dewan Pengawas BPJS Ketenagakerjaan, Guntur Witjaksono, mengapresiasi kinerja tersebut.

"Alhamdulillah tahun ini cukup bagus bisa sampai 2 digit, 10,01%, kinerja yang kita apresiasi," ujar Guntur, di Hotel Kartika Chandra, Jakarta Selatan, Senin (9/1/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, Kepala Divisi Komunikasi BPJS Ketenagakerjaan, Irvansyah Utoh Banja, mengatakan imbal hasil 10,01% ini merupakan data per November 2016 yang berasal dari pengelolaan dana Dana Jaminan Sosial (DJS) yaitu JHT (jaminan hari tua), JKK (jaminan keselamatan kerja), JKm (jaminan kematian), dan JP (jaminan pensiun) yang jumlah totalnya Rp 240,52 triliun.

BPJS Ketenagakerjaan menggunakan beberapa instrumen investasi untuk mengelola dana investasi yang masuk. Dalam setahun BPJS Ketenagakerjaan berinvestasi ke deposito dengan porsi 9% Surat, Utang 65%, saham 17%, reksa dana 7%, properti dan penyertaan langsung 1%.

Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan juga berinvestasi di sektor infrastruktur secaratidak langsung sebesar 30%. Mayoritas investasi tersebut dari surat utang terkait infrastruktur.

"Secara tidak langsung sebesar 30% dari total dana, dengan mayoritas di surat utang. Surat utang yang terkait Infrastruktur mencapai 60% terdiri dari SBN (Surat Berharga Negara) dan obligasi korporasi terkait infrastruktur," kata Irvansyah.

Ia menyebut, salah satu pendorong pencapaian tersebut berkat kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang positif tahun lalu. Selain itu, penentuan investasi tersebut juga mempertimbangkan berdasarkan kebutuhan ALMA (Asset Liabilities Matching), yaitu kesesuaian antara aset dan kewajiban dalam pengelolaan dana jaminan sosial), serta pemilihan instrumen investasi dan emiten yang tepat.

Sementara itu, total dana kelolaan per November 2016 adalah Rp 249,66 triliun dengan hasil Rp 20,91 triliun atau 9,98%. Naik dari total dana kelolaan per November 2015 sebesar Rp 199,84 triliun dengan hasil Rp 15,87 truliun atau 8,94%. (wdl/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads