BRI Targetkan Penyaluran KUR Rp 71 Triliun Tahun Ini

BRI Targetkan Penyaluran KUR Rp 71 Triliun Tahun Ini

Muhammad Idris - detikFinance
Selasa, 31 Jan 2017 20:35 WIB
Foto: Muhammad Idris-detikFinance
Jakarta - PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) menargetkan bisa menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp 71 triliun. Angka ini merupakan jatah dari pemerintah untuk BRI.

Selain itu, Jatah penyaluran KUR di 2017 lebih tinggi dari 2016 yang tercatat sebesar Rp 69,4 triliun, dengan jumlah debitur sebanyak 3,9 juta orang.

"Untuk tahun 2017 KUR sebesar Rp 71 triliun, sesuai dengan kuota dari pemerintah," kata Direktur Utama BRI, Asmawi Syam di kantor pusat BRI, Jakarta, Selasa (31/1/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Total kredit berbungan 9% yang disalurkan BRI tersebut, berkontribusi sebesar 91,1% dari total penyaluran KUR nasional.

Dia menjelaskan penyaluran KUR pada tahun ini akan diprioritaskan untuk UMKM sektor produksi. Hal ini untuk mendukung upaya pemerintah membuka lapangan kerja serta mengurangi impor barang.

"Kita ingin untuk KUR bisa 40% untuk sektor produksi, atau yang menghasilkan barang. Karena konsumsi dan demand di dalam negeri besar, pasar besar sekali, tapi suplainya enggak imbang. Kalau enggak imbang maka yang terjadi impor, jagung impor, sapi impor. Jadi kalau ini dibiarkan orang Indonesia lebih banyak berdagang. Kenapa enggak produksi sendiri," ujar Asmawi.

"Kedua kalau bicara produksi ada multiplier effect. Karena setiap produksi barang ada proses produksi dari bahan baku, kemudian ada pengolahan, ada pemasaran atau perdagangan. Kita hitung, kalau satu nasabah saja, minimal bisa memperkerjakan 2 orang," imbuhnya.

Tahun lalu, kredit paling besar dikontribusi oleh kredit mikro dengan porsi 33,3% dari total penyaluran kredit, atau tumbuh 18,2% yoy dari tahun 2015 sebesar 178,9 triliun. Sementara khusus untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), BRI sudah menyalurkan 69,4 triliun kepada 3,9 juta debitur.

Dari sisi NPL netto, sambung Asmawi, BRI dianggap sudah mampu menjaga kredit bermasalah di level 1%, atau turun dari NPL netto di 2015 sebesar 1,2%. Sementara untuk NPL gross di tahun lalu 2,03%, naik tipis dari tahun sebelumnya 2,02%.

Sementara untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), juga mengalami kenaikan menjadi Rp 723,8 triliun di 2016, naik 12,6% dibandingkan tahun 2015 yang tercatat Rp 642,7 triliun.

Pertumbuhan kredit

Wakil Direktur Utama BRI, Sunarso, mengatakan target 2017 ini didasarkan atas pertumbuhan kredit tahun lalu yang tercatat sebesar 13,8%. Total kredit yang tersalurkan sepanjang tahun 2016 sebesar Rp 635,3 triliun, meningkat dari kredit tahun 2015 sebesar 558,4 triliun. Kredit tersebut sebagian besar terserap untuk sektor UMKM yang proporsinya 72,1%.

"Kami melihat ekonomi harapannya membaik. Kita optimis berbagai kebijakan pemerintah yang di-launch efektifitasnya akan segera dirasakan, tantangannya kalau ekonomi tumbuh 5% berarti ada pertumbuhan kredit. Kita target 12-14%, sesuai dengan keinginan Presiden, sama persis," papar Sunarso.

Tahun lalu, kredit paling besar dikontribusi oleh kredit mikro dengan porsi 33,3% dari total penyaluran kredit, atau tumbuh 18,2% yoy dari tahun 2015 sebesar 178,9 triliun. Sementara khusus untuk Kredit Usaha Rakyat (KUR), BRI sudah menyalurkan Rp 69,4 triliun kepada 3,9 juta debitur.

Dari sisi NPL netto, sambung Asmawi, BRI dianggap sudah mampu menjaga kredit bermasalah di level 1%, atau turun dari NPL netto di 2015 sebesar 1,2%. Sementara untuk NPL gross di tahun lalu 2,03%, naik tipis dari tahun sebelumnya 2,02%.

Sementara untuk Dana Pihak Ketiga (DPK), juga naik menjadi Rp 723,8 triliun di 2016, naik 12,6% dibandingkan tahun 2015 yang tercatat Rp 642,7 triliun.

"Pertumbuhan DPK ini didominasi oleh pertumbuhan CASA (tabungan dan giro) sebesar 60,6% dari total DPK. Membaik dari CASA tahun sebelumnya sebesar 59,2%. Dari total DPK tersebut, giro mengalami pertumbuhan tertinggi yakni 24,6% yoy menjadi Rp 140,8 triliun," terang Sunarso. (idr/hns)

Hide Ads