.webp)
Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, menyebutkan pencapaian tersebut menunjukkan masih stabilnya kondisi pasar keuangan Indonesia di tengah kondisi ekonomi yang melemah.
"Sebenarnya kan cukup bagus di tengah ekonomi slowing down ini tapi kita lihat kan stabliitas dari pasar keuangan perbanmkan masih cukup terkendali. Kita lihat kan meskipun di bawah target pertumbuhan kredit tahun lalu, tapi masih tumbuh sehat di kisaran 7-9%," kata Josua saat dihubungi detikFinance, Jumat (10/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan berakhirnya masa kepemimpinan Dewan Komisioner (DK) OJK 2012-2017, Josua berharap ke depannya lembaga pegawas industri keuangan ini bisa mendongkrak pertumbuhan kredit yang lebih baik lagi. Begitu juga dengan rasio NPL yang diharapkan bisa terus turun.
"Jadi memang kita harapkan sih pertumbuhannya sih ke depannya kinerja yang sudah bagus bisa dipertahankan ke depannya, khususnya oleh DK OJK yang baru," kata Josua.
Kinerja sektor perbankan yang meningkat ini, terlihat dari total aset perbankan sampai Desember 2016 yang mencapai Rp 6.730 triliun, meningkat dibanding posisi 2014 sebesar Rp 5.615 triliun. Sedangkan rasio kecukupan modal (CAR) meningkat, dari posisi 19,57% di Desember 2014 menjadi 22,91% pada Desember 2016.
Kondisi likuiditas perbankan juga berada dalam posisi yang membaik, dengan melihat rasio Loan to deposit (LDR) yang mencapai 90,70% atau meningkat dibanding posisi Desember 2014 sebesar 89,42%.
Tak hanya perbankan, aset industri keuangan non bank (IKNB) di Indonesia juga meningkat menjadi Rp 1.869 triliun di November 2016, naik 15,61% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Jumlah entitas lembaga jasa keuangan non bank per November 2016 tercatat sebanyak 1.048 entitas, bertambah 118 dibanding November tahun sebelumnya.
Sedangkan di pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan akhir Desember 2016 mencatat rekor pertumbuhan 15,32%. Nilai emisi pada 2016 tercatat sebanyak Rp 194,7 triliun atau tumbuh 68,94% dibanding tahun 2015. (wdl/wdl)
