Hal tersebut diungkapkan Kepala Ekonom Bank Permata, sekaligus menjawab proyeksi yang dirilis oleh Bank asal Singapura, United Overseas Bank (UOB). Di mana, dalam proyeksinya Rupiah akan berada di level Rp 13.000 per US$ paska Pilkada serentak.
"Menurut saya proyeksi tersebut berlebihan dan kurang mendasar, kita melihat bahwa pilkada serentak berjalan aman dan lancar," kata Josua ketika dihubungi detikFinance, Jakarta, Kamis (16/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Apalagi, indikator ekonomi makro Indonesia terus menunjukkan perbaikan, setelah beberapa waktu lalu lembaga pemeringkat Moody's meningkatkan outlook rating Indonesia yang menandakan semakin kuatnya fundamental ekonomi nasional.
"Ke depannya Rupiah diperkirakan akan stabil di level fundamental akan stabil di level fundamentalnya," tandasnya.
Dalam riset yang diterima detikFinance, meskipun cukup stabil menjelang pemilihan, rupiah diperkirakan bergerak melemah terhadap dolar AS.
Salah satu faktor pendorongnya adalah tren dolar AS yang menguat terhadap banyak mata uang di dunia. Dolar AS diproyeksi pada kisaran Rp 13.800 di akhir kuartal I-2017. (dna/dna)











































