"Kami telah menutup tahun 2016 dengan hasil yang baik di tengah kondisi perekonomian dan pasar yang penuh tantangan. Pencapaian tertinggi dalam laba bersih yang pernah diraih memperlihatkan kemampuan untuk terus mengeksekusi strategi kami dengan baik, seiring dengan kapabilitas perusahaan yang semakin kuat," kata Direktur Utama Maybank Indonesia, Taswin Zakaria dalam keterangan tertulis, Kamis (16/2/2017).
Pertumbuhan laba bersih ini didukung oleh pendapatan bunga bersih (NII) yang lebih baik, disertai dengan pengelolaan biaya secara disiplin dan tingkat pencadangan yang lebih baik untuk NPL. Pencapaian ini dapat diraih di tengah ekonomi yang melambat dan iklim bisnis yang penuh tantangan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Biaya overhead Bank tetap stabil pada Rp 4,5 triliun untuk tahun 2016 dibanding tahun lalu, sebagai hasil dari pengelolaan biaya yang intensif di seluruh operasional dan lini bisnis Bank.
Upaya pengelolaan biaya yang disiplin ini telah memperbaiki Cost to Income Ratio (CIR) menuju tingkat terendah sebesar 52,9% per 31 Desember 2016 dari 55,1% pada periode sebelumnya.
Bank mencatat pertumbuhan pinjaman 2.9% menjadi Rp 115,7 triliun per 31 Desember 2016 dari Rp 112,5 triliun per 31 Desember 2015.
Perbankan Glolbal mencatat pertumbuhan pinjaman yang kuat sebesar 20,5% dari Rp 21,4 triliun menjadi Rp 25,8 triliun sebagai hasil penyelarasan kembali (re-aligning) dan penataan kembali (re-profiling) portofolio yang telah diterapkan Bank dalam dua tahun terakhir.
Pertumbuhan pinjaman Usaha Kecil dan Menengah (UKM) serta Komersial Bank terus menjadi tulang punggung dan menghasilkan pendapatan dengan pertumbuhan 12,3% menjadi Rp 51,5 triliun. Pinjaman perbankan Ritel turun 15,1% dari Rp45,2 triliun per Desember 2015 menjadi Rp 38,4 triliun per Desember 2016, terutama disebabkan perlambatan belanja konsumer.
Sepanjang tahun posisi likuditas Bank menguat dengan Loan to Deposit Ratio (LDR-bank saja) terkelola dengan sehat sebesar 88,9%, sementara Loan-to-Funding Ratio (bank saja) sebesar 88,2%.
"Meskipun di tengah iklim makro yang penuh tantangan, saya gembira Bank terus menunjukkan peningkatan yang menggembirakan di seluruh lini, memberikan nilai tambah bagi para stakeholders. Ini juga memperlihatkan kekuatan keuangan dan kapabiltas Bank untuk mendukung proyek pembangunan ekonomi pemerintah yang beragam," kata Commissioner Maybank Indonesia Tan Sri Dato' Megat Zaharuddin dalam kesempatan yang sama.
Total simpanan nasabah tumbuh dari Rp 115,5 triliun pada tahun keuangan yang berakhir 31 Desember 2015 menjadi Rp118,9 triliun pada 2016 dengan rasio CASA (Current Account Saving Account) mencapai 38,7%.
Perusahaan terus fokus pada transactional banking, solusi finansial rantai pasok yang kuat, dan fasilitas mobile banking berbasis internet Maybank M2U yang juga memberikan kontribusi yang besar pada posisi likuditas yang meningkat.
Untuk memperkuat modal dan likuditas, Bank juga menerbitkan obligasi subordinasi sebesar Rp800 miliar dan Sukuk Mudharabah sebesar Rp700 miliar pada tahun keuangan 2016.
Bank memperbaiki kualitas kredit sehubungan upaya restrukturisasi sepanjang tahun telah memberikan hasil yang positif.
Tingkat NPL konsolidasian Bank sebesar 3,4% (gross) dan 2,3% (net) per Desember 2016 dibandingkan 3,7% (NPL gross) dan 2,4% (NPL net) tahun lalu. Bank mengurangi beban provisi sebesar 19,4% menjadi Rp1,6 triliun dibandingkan tahun lalu.
Meskipun demikian, perusahaan tetap hati-hati dengan kualitas kredit sehubungan bisnis masih terkena dampak perlambatan ekonomi. (dna/dna)











































