BTPN Cetak Laba 1,75 T di 2016

BTPN Cetak Laba 1,75 T di 2016

Danang Sugianto - detikFinance
Selasa, 21 Feb 2017 15:17 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk (BTPN) mencatatkan laba bersih setelah pajak (net profit after tax/NPAT) meningkat 3% (yoy) menjadi Rp 1,75 triliun.

"Jika tidak memperhitungkan nilai investasi baru sebesar lebih dari Rp 600 miliar, sejatinya laba di atas Rp 2 triliun. Kami optimistis kinerja BTPN semakin baik ke depannya walaupun kami prediksikan situasi perekonomian masih menantang di 2017," kata Direktur Utama BTPN Jerry Ng dalam keterangan tertulis, Selasa (21/2/2017).

Perolehan laba bersih tersebut sejalan dengan perolehan aset BTPN yang tercatat naik 13% dari Rp 81 triliun pada Desember 2015 menjadi Rp 91,4 triliun pada akhir Desember 2016, dan rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) terjaga di 25%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dengan berbagai terobosan yang dilakukan, BTPN kian mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.

Total pendanaan (funding) meningkat 12% (yoy) dari Rp 65,6 trilun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 73,3 triliun pada akhir Desember 2016.

Dari jumlah tersebut, komposisi dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp 66,2 triliun atau naik 10% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 60,3 triliun, dan komposisi pinjaman bilateral dan obligasi mencapai Rp 7 triliun.

Melalui unit-unit bisnis yang dimiliki, BTPN menyediakan akses keuangan, informasi, serta pelatihan agar seluruh nasabah dapat meningkatkan kapasitas hidup mereka.

Hasilnya, hingga akhir Desember 2016, penyaluran kredit tumbuh 8% (year-on-year/yoy) dari Rp 58,6triliun pada akhir Desember 2015 menjadi Rp 63,2 triliun. Penyaluran kredit tetap diimbangi dengan asas kehati-hatian yang tercermin dari tingkat rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL) sebesar 0,79%.

Pertumbuhan kredit antara lain ditopang oleh penyaluran kredit ke segmen usaha kecil dan menengah (small and medium enterprises/SME) yang mencapai Rp 9,3 triliun, atau tumbuh 35% dibandingkan periode yang sama tahun lalu senilai Rp 6,9 triliun.

Penopang lainnya adalah pembiayaan melalui BTPN Syariah yang tumbuh 36% (yoy) dari Rp 3,7 triliun menjadi Rp 5 triliun pada akhir Desember 2016.

"Pencapaian ini tidak lepas dari strategi BTPN dalam memadukan misi bisnis dan misi sosial pada produk, layanan, serta kegiatan sehari-hari," kata Jerry.

Melalui Progam Daya, sebuah program pelatihan dan pendampingan yang berkelanjutan dan terukur, BTPN membuka kesempatan bagi seluruh nasabah untuk terus tumbuh secara berkelanjutan. Sepanjang Januari 2016 – Desember 2016, BTPN telah menyelenggarakan 225.589 pelatihan Daya dengan jumlah peserta 1.322.997 nasabah.

"Kami juga tengah mengembangkan Program Daya Digital agar aktivitas pendampingan nasabah menjadi lebih luas dan semakin efektif. Kami meyakini, inovasi digital dapat menopang visi kami untuk menjadi bank mass market terbaik, mengubah hidup berjuta rakyat Indonesia," pungkas Jerry.

Saat ini, BTPN juga telah memiliki dua platform digital banking yang unik untuk dua segmen yang berbeda. Pertama, BTPN Wow! yang diperuntukkan bagi segmen below-consuming-class yang terdiri dari petani, nelayan, buruh, pekerja informal, dan para pedagang mikro. Kedua, platform Jenius untuk segmen consuming-class yang diperkenalkan ke publik pada Agustus 2016.

BTPN Wow! menawarkan kemudahan akses layanan perbankan melalui hape GSM dan didukung jasa agen untuk meningkatkan jangkauan ke masyarakat di pelosok.

Sejak diluncurkan pada Maret 2015 hingga akhir Desember 2016, BTPN Wow! telah memiliki 2,9 juta nasabah dan lebih dari 171.000 agen.

"Melalui inovasi BTPN Wow!, kami menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk ke dalam daftar Fortune Change the World. Daftar tersebut berisi 50 perusahaan di seluruh dunia yang dinilai telah berkontribusi dalam menyelesaikan masalah sosial, namun tetap mampu meraih keuntungan," kata Jerry.

Sedangkan Jenius adalah inovasi digital banking untuk segmen consuming-class yang identik dengan masyarakat urban dan melek teknologi. Jenius adalah rekening tabungan, bukan uang elektronik yang dilengkapi dengan kartu debit Visa untuk transaksi retail di seluruh dunia dan tersambung dengan jaringan perbankan nasional.

"Aplikasi keuangan ini mengubah cara berbank secara signifikan, dengan memperkenalkan fitur-fitur unik, antara lain $Cashtag, fitur yang menjadikan nama nasabah sebagai nomor rekening, Send It fitur untuk kirim uang, baik ke rekening bank, nomor ponsel, atau alamat email, Pay Me untuk mengirim permintaan uang, Split Bill untuk berbagi tagihan dengan teman atau keluarga, serta Dream Saver untuk membantu mewujudkan mimpi dengan menabung harian secara otomatis," kata Jerry.

Untuk mengembangkan layanan digital tersebut, selama Januari 2016 – Desember 2016, BTPN telah mengalokasikan dana Rp 611 miliar untuk investasi. Angka ini meningkat 232% dibandingkan nilai investasi pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 184 miliar.

"Belanja teknologi ini tentu saja mengerek beban operasional, tapi kami optimistis investasi ini akan memberikan dampak positif dan signifikan bagi perusahaan di masa mendatang," katanya. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads