BNI Multifinance Targetkan Laba 2017 Rp 26 Miliar

BNI Multifinance Targetkan Laba 2017 Rp 26 Miliar

Yulida Medistiara - detikFinance
Selasa, 21 Feb 2017 18:15 WIB
BNI Multifinance Targetkan Laba 2017 Rp 26 Miliar
Foto: Muhammad Ridho
Jakarta - BNI Multifinance menargetkan laba di tahun 2017 sebesar Rp 26 miliar. Angka tersebut meningkat dari capaian laba 2016 Rp 8,1 miliar.

Target perusahaan terus meningkat dari sebelumnya pada 6 tahun lalu terus mengalami kerugian, misalnya pada 2015 mengalami kerugian Rp 12,7 miliar. Direktur Utama BNI Multifinance, Suwaluyo mengatakan untuk mencapai target laba, dirinya akan melakukan sinergi dengan induk BNI terkait dengan data nasabah yang memiliki track record yang baik.

"Masih mengandalkan debitur-debitur BNI. Sekarang ini sudah banyak BNI memberikan referal misal debiturnya membutuhkan kebutuhan-kebutuhan produk multifinance sudah langsung diarahkan ke kami," ujar Suwaluyo, di Hotel Shangri-La, Jakarta Selatan, Selasa (21/2/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu dia juga ingin menambah marketing di bagian manajemennya dari yang saat ini jumlah total karyawan BNI Multifinance 80 menjadi lebih dari 100 orang. Nantinya, di tahun ini BNI Multifinance juga akan membuka kantor cabang atau representatif di 4 wilayah yaitu Bandung, Denpasar, Banjarmasin dan Pekanbaru.

Sementara itu, Direktur Bisnis BNI Multifinance, Rana Ranadi mengatakan akan melakukan perubahan porsi strategi bisnis. Dari yang semula 75% melakukan pembiayaan pada sektor komersil atau produktif dan 25% di sektor konsumen, menjadi 35% untuk konsumen dan 65% untuk komersil.

Rana memaparkan, BNI Multifinance memiliki kerjasama dengan beberapa perusahaan baik itu BUMN, BUMD, dan lainnya agar bisa meminjam kredit. Kerjasama itu untuk membiayai karyawan yang mau mengajukan kredit bisa melalui BNI Multifinance dengan cara payroll atau potong gaji.

Misalnya ketika karyawan tersebut membutuhkan kredit elektronik, renovasi rumah, kendaraan, pernikahan, KPR atau apapun yang sifatnya konsumer bisa mengajukan permohonan pembiayaan. Ia mengatakan, BNI Multifinance ingin menyediakan kebutuhan karyawannya dengan menciptakan beberapa produk.

Dengan kerjasama institusi ke institusi ini, menyasar karyawan perusahaan itu menjadi debitur BNI Multifinance. Menurut Rana lebih mudah daripada menyebar ke tiap individu baru karena keterbatasan SDM yang dimiliki BNI Multifinance.

"Mau naikan konsumer yang tadinya 25% menjadi 35%, tahun ini karena dengan fleet atau kerjasama institusi dengan institusi jadi langsung menyasar karyawan perusahaan itu, jadi banyak orang tidak repot one on one," ujarnya.

Sementara 65% sisanya difokuskan ke sektor produktif misalnya untuk usaha. Misalnya perusahaan ingin membeli kendaraan operasional bisa menggunakan kredit BNI Multifinance.

Saat ini jumlah nasabah BNI Multifinance ada 150 perusahaan. Serta 1200 nasabah individu.

BNI Multifinance juga telah melakukan pembiayaan terhadap infrastruktur penunjang. Misalnya ketika perusahaan A membutuhkan untuk membeli dump truk sebagai alat untuk mengangkut batu untuk mendukung pembangunan infrastruktur.

Ia mengatakan, BNI Multifinance telah menyalurkan 10%-15% dari pembiayaan tahun 2016 Rp 428 atau nilainya Rp 30 miliar-Rp 35 miliar kepada sektor infrastruktur penunjang di tahun 2016. Di tahun 2017 ini dia membidik Rp 50 miliar-Rp 60 miliar untuk membiayai infrastruktur penunjang.

"Kalau kemarin sekitar 10%-15%, nilainya sekitar Rp 30-35 miliar karena ada beberapa. Kalau sekarang mungkin sekitar di atas Rp 50-60 miliar karena sesuai fokus BNI juga fokus ke infrastruktur," ujar Rana.

Sebelumnya, untuk menyelamatkan perusahaan dari kerugian tiap tahun Suwaluyo melakukan beberapa perbaikan untuk meningkatkan laba. Misalnya dari perubahan manajemen, hingga sinergi dengan induk BNI untuk membidik nasabah potensialnya, lalu bekerjasama dengan perusahaan lain untuk menambah nasabah. (dna/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads