Suku bunga kredit sepanjang tahun 2016 tercatat hanya turun 79 basis poin (bps) atau 0,79%. Padahal Bank Indonesia (BI) sudah melonggarkan kebijakan moneter dengan menurunkan suku bunga acuan BI 7 Days Reverse Repo Rate hingga 4,75%.
"Mungkin agak melambat saja semangat penurunan suku bunga kreditnya jadi agak tertahan," jelas Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Nelson Tampubolon di Menara Radius Prawiro, Kompleks BI, Jakarta Pusat, Senin (27/2/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nelson berharap, suku bunga kredit tidak mengalami kenaikan mengikuti tren suku bunga acuan AS. Ia berharap suku bunga kredit mengalami tren penurunan.
Penurunan suku bunga kredit tahun ini diprediksi akan semakin sulit, bahkan tidak sebanyak tahun 2016 lalu sebesar 0,79%. Pasalnya, dengan kenaikan suku bunga acuan AS membuat likuiditas bank ketat karena adanya potensi kaburnya dana asing di instrumen keuangan.
"Kita akan terus berusaha untuk itu tapi kelihatannya tidak semudah waktu kita kemarin tahun 2016," imbuh Nelson.
Nelson menambahkan, suku bunga kredit untuk korporasi saat ini sudah berada di bawah 10%. Namun untuk kredit lainnya seperti kredit mikro dan kredit kecil masih double digit.
"Sekarang kalau untuk korporasi sudah single digit. Mikro sama kredit kecil mungkin masih (tinggi)," tutup Nelson. (mkj/mkj)











































