BI: Pengendalian Inflasi 2017 Lebih Menantang

BI: Pengendalian Inflasi 2017 Lebih Menantang

Eduardo Simorangkir - detikFinance
Jumat, 03 Mar 2017 14:01 WIB
Foto: Ardan Adhi Chandra
Jakarta - Pengendalian inflasi tahun ini akan lebih menantang dibanding tahun lalu. Hal tersebut terjadi, lantaran kebijakan pemerintah tahun ini yang ingin mengefisienkan penggunaan anggaran yang berdampak pencabutan subsidi pada komponen harga yang diatur pemerintah.

Inflasi tahun ini harus dijaga di kisaran 4% plus minus 1%, sesuai dengan proyeksi APBN 2017.

"Jadi memang bagaimana kita mengefisienkan APBN, yang penting supaya pengeluaran pemerintah lebih produktif, ratting pemerintah juga naik, tapi di lain pihak bagaimana kita mengontrol inflasi," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Mirza Adityaswara, saat ditemui di Gedung Graha Niaga Sudirman, Jakarta, Jumat (3/3/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seperti diketahui, tahun ini pemerintah mengeluarkan kebijakan mencabut subsidi listrik untuk pelanggan PLN 900 VA yang masuk kategori mampu, sampai penyesuaian tarif pendapatan negara bukan pajak (PNBP) STNK. Hal tersebut dilakukan agar anggaran lebih efisien dan produktif sehingga negara pun pada akhirnya bisa mendapatkan kepercayaan dari pasar keuangan melalui ratting obligasi yang lebih baik lagi.

Namun demikian, adanya kenaikan harga yang diatur pemerintah membuat inflasi di Februari tertekan, seperti tarif listrik, perumahan, gas, dan bahan bakar yang naik sebesar 0,75% dengan andil pada inflasi 0,17%.

Menurut Mirza, pengendalian inflasi tahun ini harus lebih ditekankan kepada pengendalian harga pangan.

"Intinya pengendalian inflasi tahun ini lebih menantang dibandingkan tahun lalu. Karena tahun lalu memang tidak ada kenaikan administered price, harga minyak internasional juga rendah. Sekarang kan tinggi, dan kenaikan listrik, dan kenaikan minyak internasional bisa jadi mempengaruhi harga BBM juga kan," tutur Mirza.

"Jadi memang kami mengatakan bahwa bukan pengurangan subsidinya yang tidak jadi tapi harus komponen inflasi yang lain dikendalikan. Solusinya ya bagaimana kita mengontrol komponen inflasi yang lain. Apa itu? Volatile food. Kita bicara cabai, bawang, beras, daging," tambahnya.

Jika pun kenaikan administered price bakal menaikkan inflasi, namun harga pangan bisa dikendalikan, Mirza optimistis inflasi akan terjaga di angka 4%.

"Jadi kalau inflasi administered price-nya naik, tapi volatile food bisa ditekan atau bahkan deflasi, ya sangat mungkin inflasi bisa kita jaga di level sekitar 4%," pungkasnya. (wdl/wdl)

Hide Ads