Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, bank sentral bersama Kementerian Keuangan yang mewakili Indonesia menyambut baik pertemuan tahunan tersebut.
"Acara itu adalah cerminan dari annual meeting yang biasa bulan Oktober. Biasanya dua kali diselenggarakan di Washington, satu kali di luar Washington. Dan sekarang Indonesia yang menjadi tuan rumah," ujar Agus di Kompleks BI, Jumat (3/3/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di forum itu kita ingin menjelaskan kepada dunia bahwa Indonesia adalah satu negara yang reform, resilience dan progresive. Itu pesan yang mau kita angkat. Dan kita meyakini di acara itu bukan hanya Indonesia yang akan kita perlihatkan kepada dunia tapi regional kita, ASEAN," ujarnya.
Indonesia juga berharap dengan situasi dunia yang semakin terintegrasi seperti sekarang ini, kerja sama antar dunia sangat diperlukan. Belajar dari krisis ekonomi global 2008, hal itu bisa membawa dampak besar kepada banyak negara dan sampai sekarang pun belum bangkit lagi.
"Oleh karenanya, kita ingin mengajak negara-negara di dunia untuk kita bisa bekerja sama, koordinasi dan bersinergi untuk akhirnya nanti akan bisa mengejar pertumbuhan ekonomi dunia yang baik. Di dalam pertumbuhan ekonomi dunia yang baik itu juga ada ekonomi masing-masing negara yang bangkit," katanya.
Para peserta juga akan mendiskusikan inisiatif-inisiatif terkait mengejar pertumbuhan ekonomi yang kuat, balance, sustainable dan progresif. Menurut Agus, reformasi ekonomi itu jadi tanggung jawab semua negara, bukan hanya negara berkembang, tetapi negara yang sudah maju pun harus melakukan reformasi.
"Reformasi itu ada di reformasi moneter, fiskal maupun sektor rill. Kita harus bisa mencari cara agar stabilitas makro ekonomi dan stabilitas keuangan terjaga. Kita harus mencari terobosan agar pertumbuhan volume perdagangan dunia terus berjalan. Dan akhirnya jarak antara si kaya dan miskin bisa dijaga tidak semakin melebar," jelasnya.
"Jadi hal-hal seperti ini, tentu pendalaman terkait dengan financial inclusion, terkait perkembangan fintech, islamic finance, itu semua akan ada di dalam forum itu. Dan kita merasa bahwa kalau nanti annual meeting diselenggarakan di Indonesia, paling tidak satu minggu sebelum acara tanggal 12-14 Oktober itu akan penuh dengan kegiatan-kegiatan yang mengarah kepada pertemuan tahunan itu," tambah Agus.
Pertemuan tersebut, lanjut Agus, juga akan memfasilitasi kerja sama antar negara. Sebab, tujuan dari pertemuan tersebut adalah mencapai pertumbuhan ekonomi bersama-sama.
"Di situ akan ada pertemuan untuk kita mensepakati bagaimana menjaga pertumbuhan ekonomi, menjaga stabilitas sistem keuangan, membangun fiskal yang sehat, membangun sektor rill yang memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan," ujarnya. (ang/dnl)











































