Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman D Hadad mengatakan, untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang lebih tinggi dan berkesinambungan perlu adanya peran lebih dari industri jasa keuangan.
"Pertumbuhan ekonomi kita 5% perlu kita pacu lebih tinggi lagi agar kita bisa keluar dari lingkaran middle income trap, pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi juga perlu kita tingkatkan dan tentu saja sejalan dengan keinginan kita yang meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menyediakan lapangan kerja untuk penduduk usia produktif yang semakin hari semakin besar," kata Muliaman.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muliaman melanjutkan, untuk meralisasikan pertumbuhan yang lebih tinggi dan berkesinambungan diperlukan sumber pendanaan yang memadai, di sinilah peran industri jasa keuangan memiliki peran.
Sumber pendanaan, lanjut Muliaman, juga diharapkan dari para pelaku industri jasa keuangan domestik. Sebab, Indonesia tidak dapat bergantung pada sumber pendanaan eksternal karena ketersediaan modal eksternal semakin mengetat, meskipun Indonesia masih menjadi tujuan investasi.
"Kita perlu memperhatikan bahwa dana eksternal adalah relatif lebih volatile, dan kebergantungan pada dana eksternal akan membuat kita terekspose terhadap beberapa potensi gejolak," tambahnya.
Dengan begitu, lanjut Muliaman, industri jasa keuangan memiliki peran penting sebagai penyedia likuiditas sebagai pembiayaan untuk pembangunan dan juga pertumbuhan ekonomi nasional ke depan.
Apalagi, ruang fiskal untuk mendorong pertumbuhan cenderung terbatas. "Di sinilah pentingnya upaya kita untuk memobilisiasi sumber daya domestik, dalam konteks ini sektor jasa keuangan memainkan peran penting sebagai penyedia likuiditas dan pembiayaan untuk pembangunan," jelasnya.
Muliaman mengungkapkan, indikator jasa keuangan saat ini berada pada level yang cukup baik, sehingga ruang bagi sektor industri jasa keuangan domestik cukup besar dalam memberikan kontribusi pertumbuhan ekonomi nasional.
"Terdapat ruang yang cukup luas bagi sektor jasa keuangan domestik untuk mengambil peran yang besar lagi dalam mendorong pertumbuhan, tentu dengan memperhatikan aspek stabilitas sistem keuangan," tandasnya.
Jelang Kenaikan Fed Fund Rate
Pertengahan bulan Maret merupakan waktu keputusan soal FFR melalui The Federal Open Market Committe (FOMC). Muliaman menuturkan, perlu adanya pengawasan secara dekat ini mengenai hasil dari FOMC tersebut.
"Tentu saja saya katakan tadi begitu banyak perubahan sentimen yang muncul karena beberapa perkembangan di luar negeri, tentu saja komitmen kita untuk terus membangun kapasitas pembiayaan domestik itu menjadi begitu penting," tegas Muliaman.
Menurut Muliaman, keputusan mengenai FFR pada FOMC juga akan memberikan pengaruh pada suku bunga deposito perbankan. Hanya saja, seberapa besarnya masih dipelajari oleh OJK.
"Di tengah-tengah situasi yang sebetulnya pada hari ini level likuiditas itu mengalami perbaikan, jadi kita masih melihat mudah-mudahan dampaknya tidak akan signifikan," tandasnya. (mkj/mkj)