Padahal banyak gejolak dari eksternal. Khususnya ketika Presiden AS Donald Trump mengumumkan berbagai kebijakan kontroversial, pemilu di Belanda hingga kenaikan suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed).
Kepala Departemen Pengembangan Pendalaman Pasar Keuangan BI Nanang Hendarsah mengatakan, stabilnya nilai tukar rupiah terhadap dolar dikarenakan fundamental ekonomi Indonesia yang semakin membaik dan kuat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Fiskal dikelola secara prudent. 2017 capital inflow ke Indonesia masih besar terutama ke SBN. Jadi karena suplai demand berjalan," kata Nanang di Kantor Bank Indonesia, Jakarta, Kamis (23/3/2017).
Faktor lainnya yang membuat nilai tukar rupiah lebih stabil adalah, banyaknya eksportir yang menjual valuta asing, lalu mekanisme pasar berjalan sesuai dengan yang ditargetkan.
"Kekuatan suplai demand di pasar berjalan secara alamiah, tanpa pengaruh dari sisi regulator, misalnya, jadinya trust efisiensi tercapai. Aliran valas dari yang kelebihan, misalnya, ekspotir dan investor asing ke yang butuh yaitu importir. Jadi dana valas mengalir lancar, jadi mekanisme pasar berjalan lancar dibanding 3-4 tahun lalu," jelasnya.
Selain itu, lanjut Nanang, nilai tukar rupiah yang lebih stabil saat ini juga karena Bank Indonesia selalu berada di pasar ketika terjadi volatilitas pada nilai tukar.
"BI selalu berada di pasar ketika dipandang volatilitas kurs yang terjadi menimbulkan ketidakpastian dan tidak sesuai level fundamental. Maka nilai tukar menjadi rendah dan stabil dalam skala emerging market," tukasnya. (mkj/mkj)











































