Curhat Gubernur Sumbar, Gambir Dimonopoli India dan Inggris

Curhat Gubernur Sumbar, Gambir Dimonopoli India dan Inggris

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 24 Mar 2017 15:39 WIB
Foto: Danang Sugianto/detikFinance
Lima Puluh Kota - Gambir (Uncaria gambier Roxb.) merupakan salah satu komoditas andalan dari Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar). Banyak dari petani setempat yang menggantungkan diri pada komoditas tersebut.

Sayangnya, komoditas gambit masih dihadapi peliknya fluktuasi harga. Kadang harga gambir melonjak tinggi, tapi seketika bisa jatuh ke titik terendah.

Menurut Gubernur Sumbar Irwan Prayitno hal itu lantaran para petani tak punya kuasa untuk menentukan harga di pasar komoditas gambir dunia. Sementara dua negara yakni Inggris dan India dipandangnya telah melakukan monopoli.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Monopoli dari India dan Inggris membuat harga gambir rendah sekali. Padahal harusnya petani kita juga bisa punya daya menentukan harga," tuturnya dalam acara peluncuran Aksi Pangan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumbar, Jumat (24/3/2017).

Untuk itu, dirinya memohon kepada pelaku industri jasa keuangan untuk melirik para petani gambir dengan memberikan bantuan kredit maupun pembiayaan. Jika para petani gambir semakin berkembang, Indonesia juga punya kuasa dalam pasar komoditas gambir dunia.

"Mohon kiranya perbankan bisa memberikan bantuan kepada sektor gambir dari hulu ke hilir," imbuhnya.

Menurut Irwan, komoditas gambir sudah sangat menjadi andalan bagi masyarakat Kabupaten Lima Puluh Kota. Bahkan gambir dari wilayah ini seharusnya membuat Indonesia sebagai pemasok gambir terbesar di dunia.

"Gambir pasokan terbesar di dunia ada di Indonesia. Dua pertiganya ada di Sumbar dan 50%-nya ada di Lima Puluh Kota," tandasnya.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hari ini meluncurkan program Akselarasi, Sinergi dan Inklusi (Aksi) Pangan di Kabupaten Lima Puluh Kota, Sumatera Barat (Sumbar). Program ini diikuti oleh 23 pelaku industri keuangan baik bank maupun non bank, serta 3 perusahaan fintech.

Sebanyak 19 bank mitra di dalamnya juga berkomitmen meningkatkan penyaluran kredit pada sektor tani, buruh dan hutan sebesar 14,12% menjadi Rp 260 triliun di 2017. Lalu asuransi usaha tani, premi dan luas laham terlindungi akan meningkat 64,88% menjadi Rp 180 miliar dan 1 juta hektar.

Asuransi usaha ternak sapi, premi dan jumlah sapi terlindungi juga ditargetkan meningkat 238,42% jadi Rp 27 miliar dan 120.000 ekor sapi. Sementara penjaminan kredit sektor pertanian meningkat 6,42 jadi Rp 8,8 triliun dan penjaminan KUR sektor pertanian meningkat 5,44% jadi Rp 9,9 triliun. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads