"Kita terus terang masih lihat pertengahan tahun demand-nya gimana. Tapi kita yakin pertumbuhannya cukup signifikan. Karena kalau kita kembangkan BTPN ini seperti tambah produk, tambah area, agen lebih banyak, marketing, promotion jenius, mungkin cukup signifikan juga. Tapi mungkin enggak sampai 3 kali lipat," kata Direktur BTPN, Arief Haris Tanjung saat ditemui usai RUPS Tahunan Perseroan di Hotel Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Jumat (24/3/2017).
Tahun lalu, perseroan sendiri menginvestasikan dananya cukup banyak hingga tiga kali lipat dibanding tahun 2015. Sepanjang 2016 BTPN telah mengalokasikan dana Rp 611 miliar untuk investasi. Investasi tersebut naik tiga kali lipat dibandingkan nilai investasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya Rp 184 miliar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski belanja teknologi diperkirakan bakal mengerek beban operasional, tapi Ia meyakini investasi ini akan memberikan dampak positif dan signifikan bagi perusahaan di masa mendatang, dengan pertimbangan permintaan akan semakin banyak di masa mendatang.
Adapun saat ini perseroan memiliki rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang kuat, mencapai 25%. Secara konsolidasi, per 31 Desember 2016, total aset BTPN mencapai Rp 91,4 triliun atau tumbuh 13% dibandingkan posisi 31 Desember 2015 yang tercatat Rp 81 triliun.
Sementara rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) tercatat terjaga di level 0,8%, dengan rasio likuiditas (Loan to Funding Rotio/LFR) di angka 86%. Beberapa indikator keuangan ini menunjukkan kondisi fundamental yang sehat dan kuat serta mampu menopang target perusahaan.
Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan investasi tahun ini, Perseroan juga menargetkan bisa meraup pertumbuhan laba setidaknya sama dengan tahun lalu atau mengikuti pertumbuhan rata-rata industri saat ini.
"Laba tahun ini, kita ikuti tumbuhnya rata-rata industri. Tahun lalu kan sekitar 8%. Angkanya enggak beda-beda jauh," pungkasnya. (dna/dna)