Demikianlah diungkapkan Presiden IDB Bandar Al Hajjar dalam konferensi pers di Bali Internasional Convention Center (BICC), Nusa Dua, Bali, Selasa (11/4/2017).
Bandar menjelaskan dari total tersebut, sebanyak US$ 7 miliar merupakan realisasi sampai dengan 2016. Terbagi atas bidang infrastruktur, pertanian, pendidikan hingga kesehatan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
IDB, sehari sebelumnya melanjutkan investasi sebesar US$ 1 miliar melalui PT Sarana Multi Infrastruktur. Ada enam poin utama, meliputi co-financing, co-investment, produk pasar modal dan bentuk kerjasama lainnya untuk mendanai potensi proyek infrastruktur.
"Tadi malam juga sudah tandatangan MoU dengan PT SMI untuk membiayai proyek infrastruktur di Indonesia," ujarnya.
Bandar meyakini, investasi akan banyak masuk ke Indonesia. Apalagi dengan kondisi perekonomian yang baik di tengah perekonomian global, di mana banyak peluang investasi bisa dimanfaatkan.
"Pertemuan hari ini merupakan mekanisme untuk pasarkan ekonomi Indonesia," terang Bandar.
IDB telah berdiri sejak 1975, dan telah menjalankan proyek sampai dengan US$ 127,3 miliar. Khusus untuk infrastruktur mengambil porsi 53,3%, pertanian 10,7%, dan pendidikan dan kesehatan 9,3%, IDB juga telah menjalankan skema kerjasama pemerintah swasta (PPP) sekitar US$ 3,4 miliar selama tahun lalu.
"Kebutuhan investasi di seluruh negara ADB US$ 200 miliar per tahun dan tak ada satupun pemerintah yang sanggup penuhi. Forum seperti ini sangat penting untuk dilanjutkan," pungkasnya.
Bandar menuturkan, sekarang juga masih dibahas rencana pembentukan Islamic Mega Bank. Ini akan sangat membantu ke depannya dalam pembiayaan di berbagai negara.
"Tim ini akan sebentar lagi akan bertemu untuk lanjutkan diskusi, namun intinya keberadaan mega bank penting untuk sediakan instrumen antar bank dan penyediaan infrastruktur untuk negara anggota dan perangkat pembiayaan yang sesuai dengan syariah," pungkasnya. (mkj/ang)