Dulu Rugi Rp 376 M, Bank Permata Untung Rp 453 M

Dulu Rugi Rp 376 M, Bank Permata Untung Rp 453 M

Angga Aliya ZRF - detikFinance
Senin, 17 Apr 2017 17:56 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - PT Bank Permata Tbk (BNLI) mencatat laba Rp 453 miliar di tiga bulan pertama tahun ini. Kinerja ini jauh lebih baik dibandingkan dengan kerugian sebesar Rp 376 miliar pada periode yang sama di tahun 2016.

Membaiknya kinerja Bank Permata merupakan hasil dari langkah-langkah yang diambil sejak tahun lalu untuk menurunkan NPL, pendapatan dari bisnis utama serta penjualan sebagian porsi aset bermasalah.

Proses rights issue sebesar Rp 3 triliun sedang berjalan dan diharapkan akan selesai pada semester pertama 2017. Jumlah ini jika dikombinasikan dengan rights issue Rp 5,5 triliun di Juni 2016, akan meningkatkan cadangan modal sebesar Rp 8,5 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami terus menjalankan rencana yang dapat membawa Bank Permata menghasilkan kinerja yang lebih baik di tahun ini," kata Direktur Utama Bank Permata, Ridha DM Wirakusumah, dalam keterangan tertulis, Senin (17/4/2017).

Bank swasta tersebut terus mengambil langkah-langkah proaktif yang diperlukan untuk mengelola kualitas asetnya melalui restrukturisasi dan rehabilitasi, mempercepat pemulihan kredit dan menjual sebagian dari portofolio NPL.

Hal ini telah menghasilkan peningkatan pada kualitas aset, di mana rasio NPL Gross tercatat sebesar 6,4% per 31 Maret 2017, turun dari 8,8% pada Desember 2016. Sedangkan rasio NPL Net tetap di kisaran 2,2%.

Fokus pada peningkatan pengelolaan risiko dan NPL sebagai upaya mengurangi risiko dan menata kembali portofolio kredit, mengakibatkan perlambatan pada pertumbuhan kredit di mana kredit menurun 22% YoY menjadi Rp 95,4 triliun dari Rp 122,7 triliun di akhir Maret 2016.

Di sisi lain, bank milik Grup Astra mencatat CASA sebesar 13% sehingga rasio CASA meningkat menjadi 46% dibandingkan 38% tahun lalu. Penurunan kredit menjadi penyebab utama dari NIM yang lebih rendah yaitu sebesar 3,5%, dibandingkan dengan 3,9% pada akhir Maret 2016.

Pendapatan berbasis biaya (fee-based income) yang kuat mengkompensasi penurunan margin sehingga menghasilkan total pendapatan sebesar Rp 2,4 triliun, tumbuh 11% yoy dibanding tahun sebelumnya. (ang/hns)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads