Demikian diungkapkan Ketua Dewan Komisioner OJK, Muliaman Hadad, dalam jumpa pers di Gedung Djuanda I Kemenkeu, Jakarta, Kamis (27/4/2017).
"Pertumbuhan kredit sampai Maret ini (yoy) 9,2%. Prestasi ini tentu saja kalau dibandingkan triwulan I-2016 terjadi perbaikan," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dibandingkan dengan tahun lalu, gerakan kredit sudah menggeliat di awal tahun ini. Dibandingkan tahun lalu, pergerakan kredit baru menggeliat di pertengahan tahun. Jadi berbagai macam kegiatan usaha dan intermediasi sudah berjalan," jelasnya.
Kredit Bermasalah
Sementara itu, posisi Non Performing Loan (NPL) atau kredit bermasalah dianggap masih dalam level yang terkendali. OJK mencatat posisi NPL per Maret 2017 adalah 3,04%, atau lebih baik dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 3,16%.
"Artinya ada sedikit perbaikan. Dan saya kira dengan tren pertumbuhan kredit yang kita perkirakan tetap terus maju, maka saya kira NPL akan terus menurun secara bertahap," tegas Muliaman.
Muliaman akan tetap memantau perkembangan kredit yang mengalami restrukturisasi. Dengan kinerja perbankan yang disiplin, diharapkan risiko kredit ke depan semakin menurun.
"Pemantauan kita terhadap kredit-kredit yang direstrukrisasi terus kita pantau secara dekat. Dan dari pemantauan kita, jumlahnya juga sudah terisolasi dan trajectory-nya tidak lagi mengalami peningkatan dan yang ada malah konsolidasi. Seperti kita ketahui pada akhir tahun lalu, bank-bank juga melakukan hapus buku karena pencadangan yang cukup," paparnya.
Kondisi lain, seperti dari sisi Capital Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal yang sebesar 23% masih solid. Dapat disimpulkan, bahwa kondisi ketidakpastian dari perekonomian global bisa diantisipasi oleh perbankan dalam negeri.
"Saya kira trennya adalah kepada perbaikan," tandasnya. (mkj/dnl)











































