Ekonomi RI Tumbuh 5,01%, Perbankan Yakin Kredit Tumbuh Dua Digit

Ekonomi RI Tumbuh 5,01%, Perbankan Yakin Kredit Tumbuh Dua Digit

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 05 Mei 2017 15:44 WIB
Ekonomi RI Tumbuh 5,01%, Perbankan Yakin Kredit Tumbuh Dua Digit
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I-2017 tercatat 5,01% menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan periode yang sama tahun lalu 4,92%. Kalangan perbankan menyambut baik pertumbuhan ekonomi RI yang diharapkan bisa mengerek pertumbuhan kredit dan dana masyarakat.

Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi mengatakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik kuartal I tahun ini pasti akan memberi dampak yang baik untuk sektor riil.

"Jika sektor riil mengalami perbaikan, maka ini turut membuat industri perbankan bisa jadi lebih baik," ujar dia saat dihubungi detikFinance, Jumat (5/5/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengungkapkan pertumbuhan ekonomi nasional memang membaik secara year on year (yoy). Namun juga pelaku usaha harus mencermati pertumbuhan quarter to quarter yang masih -0,34%.

"Jadi masih belum pulih sesuai harapan, tapi ini sudah cukup menjadi sinyal positif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan," ujar Parwati.

Ekonom PermataBank, Josua Pardede mengatakan jika pertumbuhan ekonomi membaik akan diikuti dengan pertumbuhan kredit. Dengan demikian pertumbuhan kredit double digit juga bisa tercapai. Ini bisa terjadi jika pola ekonominya terus meningkat biasanya akan terasa sekitar 3-4 bulan

"Jika ekonomi membaik, aktivitas produksi meningkat dan ini mendorong pertumbuhan kredit, lalu juga harus diwaspadai peningkatan NPL," ujar dia.

Dia mengatakan, kredit yang akan tumbuh adalah konsumsi karena musim Lebaran dan liburan sekolah. Biasanya konsumsi masyarakat memang lebih tinggi dibandingkan bulan bulan sebelumnya.

Sepanjang tahun ini, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan bisa mencapai 12% sedangkan untuk dana pihak ketiga (DPK) mencapai 11%. Target ini lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit pada 2016 yang hanya mencapai 7,87% dan DPK 9,6%.

Kemudian bank sentral juga menargetkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) berada di kisaran 3,1% gross dan 1,5% net.

Berdasarkan data BI pertumbuhan kredit perbankan paling tinggi pernah terjadi pada 2011 yakni mencapai 24,5%. Kemudian memasuki 2012 pertumbuhan kredit melambat menjadi 23,1%.

Pada 2013 kembali merosot ke posisi 17%. Lalu di 2014 kredit lagi-lagi mengalami perlambatan yaitu ke posisi 10,5%. Kemudian 2015 realisasi kredit hanya 10%. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads