Direktur Utama Bank Mayapada Hariyono Tjahjarijadi mengatakan pertumbuhan ekonomi yang lebih baik kuartal I tahun ini pasti akan memberi dampak yang baik untuk sektor riil.
"Jika sektor riil mengalami perbaikan, maka ini turut membuat industri perbankan bisa jadi lebih baik," ujar dia saat dihubungi detikFinance, Jumat (5/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi masih belum pulih sesuai harapan, tapi ini sudah cukup menjadi sinyal positif untuk mendorong penyaluran kredit perbankan," ujar Parwati.
Ekonom PermataBank, Josua Pardede mengatakan jika pertumbuhan ekonomi membaik akan diikuti dengan pertumbuhan kredit. Dengan demikian pertumbuhan kredit double digit juga bisa tercapai. Ini bisa terjadi jika pola ekonominya terus meningkat biasanya akan terasa sekitar 3-4 bulan
"Jika ekonomi membaik, aktivitas produksi meningkat dan ini mendorong pertumbuhan kredit, lalu juga harus diwaspadai peningkatan NPL," ujar dia.
Dia mengatakan, kredit yang akan tumbuh adalah konsumsi karena musim Lebaran dan liburan sekolah. Biasanya konsumsi masyarakat memang lebih tinggi dibandingkan bulan bulan sebelumnya.
Sepanjang tahun ini, Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan kredit perbankan bisa mencapai 12% sedangkan untuk dana pihak ketiga (DPK) mencapai 11%. Target ini lebih tinggi dari realisasi pertumbuhan kredit pada 2016 yang hanya mencapai 7,87% dan DPK 9,6%.
Kemudian bank sentral juga menargetkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) berada di kisaran 3,1% gross dan 1,5% net.
Berdasarkan data BI pertumbuhan kredit perbankan paling tinggi pernah terjadi pada 2011 yakni mencapai 24,5%. Kemudian memasuki 2012 pertumbuhan kredit melambat menjadi 23,1%.
Pada 2013 kembali merosot ke posisi 17%. Lalu di 2014 kredit lagi-lagi mengalami perlambatan yaitu ke posisi 10,5%. Kemudian 2015 realisasi kredit hanya 10%. (ang/ang)











































