Managing Dierector Indonesia Eximbank Indra W. Supriadi mengatakan, selama ini para eksportir tidak mengetahui bahwa pihaknya mempunyai lini bisnis asuransi dan penjaminan. Padahal lini bisnis itu juga menjadi mandat Indonesia Eximbank
"Kedua instrumen ini tidak dikenal oleh banyak eksportir. Mereka tahunya penjaminan dan asuransi hanya dilakukan oleh perbankan dan perusahaan asuransi," tuturnya seperti ditulis Selasa (23/5/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Demi menggenjot lini asuransi dan penjaminan, Indonesia Eximbank akan fokus melakukan sosialisasi dengan menggandeng para pialang. Setidaknya ada 32 perusahaan pialang yang telah digandeng oleh Indonesia Eximbank.
"Pemahaman eksportir masih sangat rendah. Kita ingin sosialisasikan agar meningkat. Seringkali eksportir dan pihak yang menerima jaminan tersebut enggak yakin. Padahal boleh karena itu sesuai UU," imbuhnya.
Jika pemahaman para eksportir meningkat, Indra yakin lini bisnis asuransi dan penjaminan akan meningkat. Pihaknya menargetkan kontribusi kedua lini bisnis itu akan meningkat 20% tahun ini.
Jika dari sisi nominal pihaknya menargetkan kontribusi kedua lini bisnis tersebut meningkat menjadi Rp 18,9 triliun, dengan porsi asuransi ekspor Rp 9,7 triliun dan penjaminan Rp 9,2 triliun.
Indra menjelaskan, untuk asuransi bisa dimanfaatkan oleh eksportir untuk menjaga barang-barang yang di ekspor. Selain itu asuransi Indonesia Eximbank juga bisa melindungi potensi gagal bayar dari buyer di negara tujuan ekspor, serta properti yang menunjang ekspor.
Hingga saat ini Indonesia Eximbank sudah mengantongi Rp 6 triliun untuk asuransi marine cargo, Rp 1 triliun untuk gagal bayar dan Rp 2 triliun untuk asuransi properti.
Sedangkan untuk penjaminan saat ini sudah ada 356 debitur dengan jumlah sertifikat penjaminannya sebanyak 1.109 lembar penjaminan. "Penjaminan yang paling besar proyek pab rik amonia yang di Riau nilainya sekitar Rp 23 triliun," tandasnya. (dna/dna)











































