Bank Mau Sediakan Layanan Bayar Non Tunai di Tol, Ini yang Dikaji

Jakarta - Bank Indonesia (BI) dan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) serta industri perbankan sedang mengkaji pengenaan biaya untuk bank atau merchant yang menggunakan mesin pembaca atau reader bank yang sudah berinvestasi lebih dulu e-Toll.

Wakil Ketua ASPI, Rico Usthavia Frans mengatakan, pemberlakuan fee ini juga dikaji untuk penggunaan e-money sebagai alat pembayaran di jalan tol yang rencananya akan diberlakukan pada Oktober mendatang.

Menurut Rico, untuk bank yang mau ikut masuk ke elektronifikasi jalan tol, bisa membayar fee kepada bank yang sudah investasi dan memasang alat pembaca.

"Ini jadi lebih cepat dan efisien secara industri, karena biaya infrastruktur ditanggung bersama," ujar Rico kepada detikFinance, Sabtu (27/5/2017)

Dia menambahkan, selain bank, idealnya merchant pengguna juga membayar merchant discount retail (MDR) karena sudah dibantu dalam hal pembayaran.

Pada Oktober 2017 mendatang, seluruh layanan pembayaran di gerbang tol di Indonesia akan menggunakan sistem pembayaran non tunai. Pembayaran non tunai ini juga bisa dilakukan dengan uang elektronik yang sudah diterbitkan oleh sejumlah bank.

Untuk tahap pertama, Badan Pengatur Jalan Tol (BPTJ) akan uji coba di jalan tol Cikopo dan Waru Juanda untuk transaksi non tunai ini.

Baca juga: Mulai Oktober, Bayar Non Tunai di Tol Bisa Pakai Semua Uang Elektronik

Rico mengatakan nantinya bank yang berinvestasi di reader akan mendapatkan fee atau revenue dari transaksi yang dilakukan oleh bank lain.

"Misalnya yang pasang reader bank A, maka ada fee yang diberikan bank lain yang pakai reader itu," terang Rico, yang juga Direktur Digital Banking dan Teknologi Bank Mandiri.

Kepala Pusat Program Transformasi BI, Onny Widjanarko mengatakan bank sentral sedang mengkaji pengenaan biaya terkait uang elektronik. Jadi dikaji apakah perlu bank atau merchant yang menggunakan reader dikenakan semacam fee.

Berdasarkan data BI dari statistik sistem pembayaran, infrastruktur uang elektronik mesin reader per April 2017 tercatat 401,838 unit naik 7807 unit dibandingkan periode Maret 2017 sebanyak 394,031 unit.

Baca juga: Bayar Tol Non Tunai Ditarget 100% di Oktober, Bagaimana Kondisinya Sekarang?

Jumlah uang elektronik beredar per April 2017 tercatat 57,76 juta lebih tinggi dibandingkan periode Desember 2016 51,2 juta.

Sedangkan untuk volume transaksi hingga April 2017 mencapai 235,61 juta transaksi. Periode akhir 2016 volume transaksi mencapai 683,133 juta transaksi. Sementara itu dari sisi nominal transaksi, per April 2017 tercatat Rp 2.85 triliun. Untuk akhir 2016 tercatat Rp 7.06 triliun. (hns/hns)