"Uang palsu hampir tidak ada ya, untuk akhir Mei 2017, turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya rata-rata 3 lebar per 1 juta dari uang yang beredar," kata Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Uang BI, Suhaedi, di Gedung BI, Jakarta, Rabu, (14/6/2017)
Dia mengungkapkan penurunan uang palsu ini terjadi karena makin baiknya pemahaman yang didapatkan oleh masyarakat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Modus yang digunakan pengedar uang palsu untuk mengelabui masyarakat adalah mengedarkan pada malam hari. Karena biasanya masyarakat tidak terlalu memperhatikan warna dan kertas uang.
Masyarakat harus selalu menerapkan 3D yakni dilihat, diraba diterawang untuk setiap uang yang diterima.
Pertama diilihat apakah ada perbedaan warna, kualitas gambar hingga tanda recto verso. Kemudian diraba apakah uang tersebut terasa kasar, karena uang asli memiliki tekstur yang lebih kuat dibanding uang palsu. Lalu diterawang, akan ditemukan tanda air di dalam uang.
Dia menjelaskan, Uang rupiah emisi 2016 memiliki tingkat keamanan yang tinggi. Karena ada 11 unsur pengaman di dalamnya. Kemudian 4 pengaman bisa dikenali orang awam seperti watermark, hingga benang pengaman.
Jadi BI yakin, jika uang emisi tahun lalu tidak akan dipalsukan. "Kami belum terima laporannya, kami yakin akan sulit untuk memalsukan sampai benar-benar mirip karena tingkat keamanannya," kata dia.
(ang/ang)











































