Meskipun inflasi stabil, sejumlah bank mengaku belum akan menurunkan suku bunga kredit. Karena selama ini bank sudah menurunkan cukup banyak.
Presiden Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengungkapkan bunga kredit belum akan bisa turun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebutkan target kredit hingga akhir tahun mencapai 10-15%. Hingga memasuki semester 2 ini penyaluran kredit perseroan masih sesuai target.
Berdasarkan suku bunga dasar kredit (SBDK) perseroan per 2 Mei 2017, tercatat suku bunga kredit korporasi 10,25%, sedangkan untuk kredit ritel 11,25%. Kredit konsumsi KPR 12,5% dan kredit konsumsi non KPR 12,75%.
Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan, bunga kredit dari tahun lalu sudah mengalami penurunan. Kemudian semua bank juga harus melakukan pencadangan yang besar.
"Cost of credit kita juga tinggi, jadi kalau masih tinggi dan kondisi likuiditas meskipun bunga deposito meningkat tapi ruang untuk penurunan bunga kredit sangat terbatas," kata dia.
Menurut dia, ada segmen yang mungkin terjadi penurunan bunga kredit seperti korporasi. Namun untuk komersial dan bisnis kecil masih susah untuk turun.
Dari data SBDK perseroan per 31 Maret 2017 suku bunga kredit korporasi tercatat 9,95%, kredit ritel 9,95%. Sedangkan untuk kredit mikro tercatat 18,75%. Kemudian kredit konsumsi KPR 10,25% dan kredit konsumsi non KPR 12,25%.
Direktur Utama PT Bank Mega Tbk Kostaman Thayib mengatakan, suku bunga kredit di perseroan tergantung dengan tingkat suku bunga simpanan.
"Prakteknya lihat dulu suku bunga simpanan, kalau turun ya bunga kredit bisa turun juga," ujar dia.
Menurut Kostaman, angka inflasi tersebut akan berdampak terhadap suku bunga yang seharusnya di atas inflasi. "Kalau misalnya suku bunga naik, maka dampaknya terhadap masyarakat harga-harga bisa naik," imbuh dia.
Per Juni 2017, penyaluran kredit Bank Mega tumbuh Rp 1,7 triliun. Kostaman mengharapkan adanya kenaikan pada semester dua tahun ini.
Direktur PT Bank Negara Indonesia Tbk Rico Rizal Budidarmo mengungkapkan belum berencana untuk menurunkan tingkat suku bunga kredit.
"Belum, permintaan kredit masih normal, loan to deposit ratio (LDR) masih di kisaran 90%, dari situ kelihatan supply dan demand nya masih match," ujar Rico.
Menurut dia, penurunan suku bunga kredit tergantung dengan kondisi likuiditas perbankan nasional.
Dia mengatakan, semester 2 tahun ini kredit diprediksi bisa sesuai dengan target perseroan.
Dari data SBDK BNI per 31 Maret 2017 bunga kredit korporasi tercatat 10,25%, bunga kredit ritel 9,95%. Bunga kredit konsumsi KPR 10,5% dan kredit konsumsi KPR 12,5%.
Mengutip data uang beredar Bank Indonesia (BI) suku bunga kredit relatif stabil per April 2017 bunga kredit tercatat di posiai 11,92% meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 11,9%.
Di sisi lain, suku bunga simpanan berjangka dengan tenor 1, 3, dan 6 bulan masing-masing sebesar 6,37%, 6,64%, dan 7,02%, turun dibandingkan dengan bulan sebelumnyayang masing-masing sebesar 6,44%, 6,69%, dan 7,03%. Sementara itu, suku bunga simpanan bertenor 12 bulan stabil pada 7,10%.
(ang/ang)











































