Dari data uang beredar BI, perlambatan terjadi karena melambatnya penyaluran kredit modal kerja dan kredit investasi. Penyaluran kredit modal kerja tercatat Rp 2.050 triliun tumbuh 8,5% lebih lambat dibandingkan bulan lalu yang tumbuh 10%.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan untuk kredit investasi tumbuh 7,9% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kondisi yang sama juga terjadi pada kredit properti. Pada Mei 2017, penyaluran tercatat Rp 730,2 triliun atau tumbuh 13,7% lebih lambat dibandingkan periode bulan sebelumnya 14,3%.
Perlambatan pertumbuhan tersebut bersumber dari kredit yang disalurkan melalui kredit pemilikan rumah (KPR) dan kredit pemilikan apartemen (KPA), kredit konstruksi dan real estate.
"Untuk KPR dan KPA tumbuh 7,7% lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 7,8%," ujar dia.
Kemudian untuk kredit konstruksi tumbuh 24,1% lebih rendah dari bulan April sebesar 25,2%. Demikian juga pada kredit real estate melambat jadi 15,9% dari bulan April 17,7%.
Sementara itu untuk bunga kredit per Mei 2017 mengalami penurunan, secara rata-rata tercatat 11,83% turun 9 basis poin dari bulan sebelumnya. (dna/dna)











































