Proyeksi tersebut masih dalam jangkauan Bank Indonesia (BI) yang sebelumnya memproyeksi 5-5,4%.
"Untuk pertumbuhan ekonomi antara 5-5,4%, jadi kalau pemerintah usul 5,2% (masih dalam rentang itu)," kata Gubernur BI Agus Martowardojo saat rapat dengan Badan Anggaran (Banggar) di Gedung DPR, Kamis (6/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Faktor pendorong utama tetap konsumsi rumah tangga. Namun naiknya harga komoditas dalam setahun terakhir juga memberikan peranan melalui ekspor. Hasil positif juga tergambar dari realisasi investasi.
"Pertumbuhan investasi juga meningkat terutama investasi bangunan dan non bangunan," imbuhnya.
Hal lain adalah penobatan investment grade terhadap Indonesia setelah lembaga rating Internasional Standard and Poor menaikkan peringkat utang. Agus menyarankan agar pemerintah mampu untuk mengoptimalkan hal tersebut.
"Pertama melanjutkan implementasi reformasi fiskal, yaitu meningkatkan penerimaan pemerintah, menjaga defisit fiskal agar utang publik dan beban bunga dapat dikendalikan, ini jadi perhatian kita," terang Agus.
Kedua, Agus mengingatkan soal utang luar negeri baik yang berasal dari kebijakan pemerintah maupun swasta. BI akan mendukung pemerintah melalui kebijakan moneter yang berkesinambungan.
"Kita juga perlu menjaga implementasi kebijakan makro ekonomi kredibel melalui bauran kebijakan fiskal dna modeter dan kebijakan reformasi struktural," tukasnya. (mkj/dna)











































