Ini tergambar dari posisi dolar AS yang melemah terhadap mata uang di banyak negara.
"Kalau sekarang US$ cenderung menguat karena ada ketidakpastian dan dana mengalir ke safe country yaitu AS dan mata uangnya menguat. Mata uang yang lain melemah," ungkap Agus di Kantornya, Jakarta, Jumat (7/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami waspadai The Fed, tahun ini atau mungkin di akhir tahun akan kurangi neraca the Fed. Dan pengurangan besaran neraca akan dampak ke pengetatan," imbuhnya.
Selanjutnya adalah harga minyak dunia yang dimungkinkan turun, terutama pasca Rusia tidak tertarik untuk turunkan produksi lebih jauh. Sisi lain ketidakpastian adalah memanasnya situasi di Timur Tengah dan Semenanjung Korea.
"Di semenanjung Korea yang coba senjata jangka jauh nya itu juga timbulkan ketidakpastian," tukasnya.
(mkj/dnl)











































