Dana Pihak Ketiga BNI Tembus Rp 463 Triliun

Dana Pihak Ketiga BNI Tembus Rp 463 Triliun

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 12 Jul 2017 19:29 WIB
Foto: Sylke Febrina Laucereno/detikFinance
Jakarta - PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mencatat dana pihak ketiga (DPK) Rp 463,86 triliun di semester I-2017, tumbuh 18,5% year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 391,49 triliun.

Direktur Bisnis Konsumer BNI Anggoro Eko Cahyo mengatakan, komposisi DPK perseroan sebanyak 60,9% atau meningkat tipis dibandingkan semester ai 2016 sebesar 60,4%.

"Pertumbuhan DPK ini tidak terlepas dari upaya BNI untuk terus meningkatkan kualitas layanan dalam rangka meningkatkan layanan tersebut BNI terus membuka outlet-outlet baru," kata Anggoro dalam paparan kinerja, Rabu (12/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini jumlah outlet BNI telah melampaui 2.000 outlet untuk pertama kalinya, tepatnya 2.051 outlet di seluruh Indonesia.

Selain itu, BNI juga memperkuat layanan melalui jaringan ATM yang telah mencapai 17.178 unit yang diberikan sebagai upaya mendukung layanan electronic banking (e-banking) BNI, termasuk ATM di Hong Kong dan Singapura, selain SMS Banking dan Internet Banking, serta lebih dari 50.000 agen-agen Laku Pandai atau Agen46.

Peningkatan aset BNI juga terbentuk dari kredit yang bertambah sekaligus menunjukkan berjalannya fungsi intermediasi BNI dengan baik, hal ini dengan ditunjukkan oleh Loan to Deposit Ratio (LDR) yang dijaga pada level 88,9%.

Penyaluran kredit tersebut tetap didukung oleh fundamental yang kuat dimana tingkat kecukupan permodalan atau capital adequacy ratio (CAR) tetap terjaga baik pada level 19,0% sehingga cukup untuk mendukung pertumbuhan bisnis BNI.

Seera fundamental, penyisihan pencadangan juga tetap terjaga dengan baik pada tingkat coverage ratio naik dari 142,8% pada Semester I – 2016 menjadi 147,2% pada Semester I – 2017.

"Jumlah ini sangat mencukupi untuk menjadi bantalan apabila terjadi kondisi yang tidak menentu dimasa mendatang. Hal ini sekaligus mengindikasikan tingkat kehati-hatian yang tinggi dari BNI dalam pengelolaan kredit," imbuh dia. (ang/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads