Direktur Utama Bank Mandiri, Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, redenominasi memang sudah seharusnya dilakukan lantaran nilai mata uang rupiah dianggap terlalu banyak.
"Jadi secara prinsip bagus. Karena mata uang Indonesia itu kan kecil sekali ya. Misalnya Rp 100.000 itu cuma US$ 8. Sehingga orang Indonesia kalau mau bayar Rp 100 miliar itu banyak sekali persediaan duitnya," ucap Tiko, sapaan akrabnya, saat paparan publik kinerja triwulan II-2017 di Plaza Mandiri, Jakarta, Rabu (19/7/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi memang sudah saatnya re-evaluasi dari mata uangnya. Tapi enggak boleh buru-buru, karena nanti ganggu transaksi pembayaran di dalam negeri," ungkap Tiko.
"Itu kan masalah administratif saja, kan uang itu mau disimplifikasi. Memang nanti harus ditarik uang di bawah Rp 1.000, dan harga barang juga harus diubah," katanya lagi.
Diungkapkannya, redenominasi yang pernah dilakukan India pun sempat mengalami kendala di awal pelaksanaan.
"Maka kalau kami beri pandangan nanti harus ada transisi agar tidak kaget. Karena di India pernah tuh, pernah redenominasi, itu cukup signifikan. Itu agak kaget awalnya di sana," pungkas Tiko. (idr/mkj)











































