BNI pun kini melirik wilayah-wilayah yang belum terlalu berkembang, namun memiliki potensial besar, seperti Bali Barat. Wilayah ini memang sudah dikenal oleh wisatawan, namun karena lokasinya yang cukup jauh, sekitar 4-5 jam dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, membuat jumlah wisatawan di Bali Barat jauh lebih sedikit dibanding wilayah Bali Timur.
Direktur Utama BNI Achmad Baiquni mengatakan, pihaknya cukup tertarik untuk mengucurkan kredit ke sektor pariwisata, khususnya UKM di Bali Barat. Sebab meskipun tidak begitu ramai, namun keindahan alamnya dianggap bisa menjadi magnet untuk menarik wisatawan lokal maupun asing. Pihaknya menargetkan bisa menyalurkan kredit KUR di Bali sebesar Rp 380 miliar tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, BNI sudah menyalurkan kredit ke beberapa pengusaha pariwisata di wilayah Bali Barat. Mulai dari kredit untuk pengusaha kelas UKM, hingga perusahaan perhotelan ternama seperti Pelataran Indonesia.
"Memang untuk penyaluran kredit yang lebih penting ini kan UKM-UKM di sini. Ini bisa memberikan kesempatan buat mereka," imbuhnya.
Pemimpin BNI Kantor Wilayah Bali NTB & NTT, Putu Bagus Kresna menambahkan, hingga saat ini ada beberapa pengusaha UKM di Bali Barat yang sudah mendapatkan KUR dari BNI. Seperti pengusaha Kopi Banyuatis dibawah naungan CV Pusaka Bali Persada dan pemilik penginapan Tirta Sari Bungalows.
"Segmen yang kami sasar di Bali adalah perdagangan. Karena disini sangat maju UMKM-nya. Selama ini, di Bali KUR BNI lebih didominasi KUR ritel dengan besaran plafond Rp 200 juta-300 juta," kata Putu.
Hingga Juni 2017, BNI telah menyalurkan KUR lebih dari Rp 200 miliar. Adapun target penyaluran KUR BNI di Bali tahun ini mencapai Rp 380 miliar. Total penyaluran KUR BNI secara keseluruhan hingga Juni 2017 mencapai Rp 3,1 triliun dari 16.862 nasabah. (mca/mca)