Jumlah Simpanan di Bank Melonjak, Tapi Penyaluran Kredit Rendah

Jumlah Simpanan di Bank Melonjak, Tapi Penyaluran Kredit Rendah

Ardan Adhi Chandra - detikFinance
Senin, 14 Agu 2017 11:00 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) di bank mengalami lonjakan yang cukup signifikan. Berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI), DPK yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposito terus tumbuh sejak akhir 2016.

Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, alias year on year (yoy), pertumbuhan giro di bank mencapai 15%, tabungan sekitar 9%, dan deposito sekitar 10%.

Berdasarkan data yang dihimpun detikFinance dari Statistik Perbankan Indonesia (SPI), total dana pihak ketiga (DPK) perbankan nasional per Mei 2017 tercatat Rp 5.012 triliun, atau tumbuh 11,18% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya Rp 4.508 triliun.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, sayangnya pertumbuhan DPK yang cukup besar belum diikuti pertumbuhan kredit dari bank kepada nasabah. Per Juni 2017, penyaluran kredit perbankan tercatat 7,6% lebih rendah dibandingkan periode Mei 2017 8,6%. Penyaluran ini terus menurun jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.

"DPK tumbuh besar sayangnya untuk pertumbuhan kredit belum terlalu besar," kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Agusman, dalam seminar Nasional 'Apakah Perekonomian Indonesia Melambat' di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Senin, (14/8/2017).

Agusman menambahkan, suku bunga kredit saat ini berada dalam posisi paling rendah dalam 10 tahun terakhir. Meski demikian, suku bunga kredit masih berada di atas 10%, yaitu 11,83%.

"Suku bunga kredit 11,83% dan terendah dalam 10 tahun terakhir. Bunga kredit murah namun timbul pertanyaan kenapa belum bisa genjot pertumbuhan kredit lebih baik," kata Agusman.

Di sisi lain, besaran inflasi saat ini masih terjaga pada kisaran 4% plus minus 1%. Sedangkan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) masih berada di bawah batas aman, yaitu 2,5% dari PDB.

Selain itu, beberapa risiko dari dalam dan luar negeri juga perlu diwaspadai. Risiko dari dalam negeri yaitu masih belum kuatnya permintaan domestik seiring masih berlanjutnya konsolidasi korporasi dan perbankan.

Sedangkan, risiko eksternal yang diwaspadai adalah kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) atau Fed Fund Rate (FFR), pengurangan neraca bank sentral AS, dan ketidakpastian kebijakan fiskal di AS. (ara/wdl)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads