Gubernur BI Bantah Deflasi Agustus Akibat Lemahnya Daya Beli

Gubernur BI Bantah Deflasi Agustus Akibat Lemahnya Daya Beli

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 05 Sep 2017 12:35 WIB
Gubernur BI Bantah Deflasi Agustus Akibat Lemahnya Daya Beli
Foto: Ari Saputra
Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI), Agus Martowardojo, membantah bila deflasi 0,07% pada Agustus 2017 dikarenakan penurunan daya beli masyarakat. Agus memastikan penyebabnya adalah beberapa kelompok barang dan jasa mengalami penurunan pasca Lebaran.

"Tidak. Kalau kita melihat bahwa inflasi rendah itu karena transportasi khususnya udara dan antar kota itu terkoreksi turun. Lalu kita juga lihat komponen khususnya pangan bisa terjaga rendah dan ini adalah upaya bersama kendalikan inflasi," ungkap Agus di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (5/9/2017).

Kelompok bahan makanan mengalami deflasi 0,14% yang di antaranya meliputi bawang merah dan bawang putih. Selanjutnya kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan dengan deflasi 0,67%.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait dengan posisi inflasi inti yang mencapai 0,28% (month on month/mom), Agus mengakui lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama dalam beberapa tahun terakhir. Meskipun masih tidak sebaik negara-negara berkembang lainnya di regional.

Diketahui inflasi inti atau inflasi setelah mengeluarkan faktor-faktor yang bersifat volatile dan harga yang ditentukan oleh pemerintah


Agus juga tidak sepakat bila dikatakan rendahnya inflasi inti sebagai gambaran dari pelemahan daya beli. Berbeda dengan hasil riset dari PT BTN (Persero) Tbk.

"Kalau terkait konsumsi kita sama-sama mengikuti bahwa konsumsi kita ada pergeseran ke kuartal III, karena di kuartal II terlihat bahwa kalau dibandingkan kuartal II tahun lalu itu ada penurunan. Jadi kita mengharapkan di semester II ini akan ada perbaikan," papar Agus.

Agus optimistis, inflasi sampai dengan akhir tahun bisa sesuai asumsi 4 plus minus 1%.

"Jadi ini menunjukkan bahwa inflasi kita akan sesuai dengan terget dan memang kita mesti menjaga periode septver sampai Desember. Kalau ini terjaga maka inflasi akan ada di kisaran 4%," pungkasnya. (mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads