Menurut Ekonom The Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira Adhinegara, bank harus mendorong efisiensi biaya operasional agar NIM bisa ditekan.
"Karena dengan margin bunga bersih yang masih tinggi di atas 5% maka kemungkinan penurunan bunga kredit akan sulit tahun ini," kata Bhima saat dihubungi detikFinance, Selasa (12/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Suku bunga kredit perbankan nasional per Juli 2017 rata-rata masih di kisaran 11,73% turun 3 basis poin (bps) dibandingkan periode Juni 11,77%.
Untuk rata-rata suku bunga simpanan dengan jangka waktu 1 bulan 6,3%, 3 bulan 6,62%, 6 bulan 6,95%, 12 bulan 7,05% dan 24 bulan 6,95%.
Menurut Bhima, jika bank ingin efisiensi sebagian pendapatan bank diharapkan bisa digeser dan tidak bergantung pada bunga.
"Intinya bank mau kejar efisiensi sebagian pendapatannya jangan bergantung pada tingkat bunga kredit dan deposito harus ada pendapatan lain," jelas dia.
Gubernur BI, Agus Martowardojo beberapa waktu lalu mengatakan perbankan nasional juga harus menjalankan industri keuangan dengan sehat. "Memang perbankan itu ada kajian oleh publik perlu meningkatkan efisiensinya sehingga biaya overhead atau NIM bisa dikecilkan," kata Agus di Gedung BI.
Agus menjelaskan, BI meyakini bahwa perbankan memahami untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mendorong industri keuangan agar lebih sehat. "Jika sehat maka akan direspon oleh bank dengan menyesuaikan tingkat bunga kredit maupun dana pihak ketiga (DPK," ujar Agus. (ang/ang)











































