Pemangkasan Suku Bunga Acuan Tak Berisiko Bagi Ekonomi RI

Pemangkasan Suku Bunga Acuan Tak Berisiko Bagi Ekonomi RI

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 25 Sep 2017 19:40 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Pemangkasan suku bunga acuan oleh Bank Indonesia (BI) pada akhir pekan lalu dianggap tidak membahayakan stabilitas ekonomi nasional. Meskipun ada berbagai risiko ketidakpastian global yang harus dihadapi.

"Dalam perspektif kami, tidak ada risiko langsung pada stabilitas makro ekonomi," tulis hasil riset Morgan Stanley yang dikutip detikFinance, Senin, (25/9/2017).

Suku bunga acuan alias BI 7-days repo rate diturunkan menjadi 4,25% dari sebelumnya 4,5%. Keputusan itu diambil untuk mendorong perekonomian yang sekarang kurang bergairah.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Keputusan tersebut juga mempertimbangkan kondisi ekonomi secara umum. Inflasi yang berada di sekitar 4%, nilai tukar rupiah yang stabil dan defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) yang lebih kecil dari perkiraan.

BI tentunya juga melihat situasi global. Seperti rencana kenaikan suku bunga acuan AS, panasnya konflik semenanjung Korea hingga berbagai pemilihan pimpinan negara di Eropa yang bisa memberikan sentimen.

Meski demikian, agar dorongan terhadap pertumbuhan ekonomi bisa semakin kuat dibutuhkan kebijakan lain di luar suku bunga acuan. Khususnya dari sisi pemerintah.

"Dibutuhkan lagi seperti kebijakan makroprudensial dan kebijakan fiskal bisa mendorong pertumbuhan yang lebih baik," tulis riset tersebut.

Bank sentral diprediksi tidak akan melanjutkan kebijakan pemotongan bunga acuan. Walaupun inflasi diperkirakan lebih rendah dari sekarang, yaitu 3,3%.

"BI diperkirakan tidak akan melanjutkan pemangkasan suku bunga acuan pada tahun depan," pungkasnya. (mkj/mkj)

Hide Ads