Bank Permata Jual 18 BPR-nya
Senin, 23 Mei 2005 13:12 WIB
Jakarta - PT Bank Permata Tbk akan segera menjual 18 BPR (Bank Perkreditan Rakyat) miliknya pada tahun ini. Hal itu dilakukan setelah mayoritas kepemilikan Bank Permata dikuasai asing. "Kita harus mengikuti peraturan BI. Jadi semua BPR akan dilepas," kata Direktur Bank Permata Elvyn G Masyasya dalam analys meeting di Hotel Shangri-La, Jakarta, Senin (23/5/2005). Elvyn menjelaskan, dalam peraturan Bank Indonesia, asing dilarang memiliki BPR.General manager corporate secretary Bank Permata Imam Teguh Saptoro mengatakan, ada beberapa investor yang sudah menyatakan minatnya untuk membeli BPR Bank Permata. Investor itu terdiri dari bank komersial, lembaga keuangan dan tak tertutup kemungkinan investor individual.Imam menjelaskan, 18 BPR ini hanya memiliki aset kurang dari 5 persen dari seluruh total aset Bank Permata yang mencapai Rp 29,569 triliun pada kuartal I 2005. Demikian pula kontribusinya terhadap pendapatan konsolidasi Bank Permata di bawah 5 persen dari total laba bersih yang diperoleh Bank Permata.Proses penjualan BPR yang umumnya berlokasi di Jawa dan Bali tersebut saat ini masih berjalan. "Paling lambat kuartal empat sudah selesai," ujar Imam.Seperti diketahui, komposisi kepemilikan saham Bank Permata saat ini adalah Astra Internasional (31,55 persen), SCB (31,55 persen), PT Perusahaan Pengelola Aset (26,17 persen), publik (10,35 persen).Pendapatan Bunga TurunSementara Direktur Keuangan Bank Permata Hans J Theikuhl mengatakan, pada tahun 2005 kemungkinan pendapatan bunga bersih Bank Permata tidak sebesar tahun lalu seiring pertumbuhan yang mulai melambat. Pada 2004, pendapatan bunga bersih Bank Permata memang naik 36 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Namun untuk tahun 2005 kenaikannya diperkirakan hanya 25 persen. "Saat ini kita banyak mengalami persaingan yang cukup ketat, selain tekanan dari kondisi ekonomi seperti suku bunga yang terus naik sehingga pertumbuhan net interest income akan lebih rendah dari tahun sebelumnya," kata Hans. Namun demikian perseroan akan menggenjot pendapatan dari fee based income sehingga nantinya laba bersih Bank Permata tetap mengalami kenaikan yang cukup signifikan. Untuk tahun buku 2004, Bank Permata belum memberikan dividen karena masih mengalami akumulasi rugi. Bank Permata juga menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 30 persen.
(qom/)