Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) sendiri menganggap penggunaan e-toll untuk transaksi pembayaran, secara keseluruhan lebih banyak menguntungkan pengelola jalan tol dibanding konsumen.
Misalnya, pengelola tol tak lagi pusing menyiapkan uang recehan untuk kembalian pada konsumen, yang jumlahnya puluhan miliar rupiah setiap harinya.
Baca juga: DPR Minta Kartu e-Money Gratis Selamanya |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk itu, YLKI mendesak Kementerian PUPR, Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dan pengelola tol untuk memberikan sejumlah insentif kepada pengguna tol yang sudah menggunakan e-toll.
"Pengguna e-toll harus diberikan diskon terhadap tarif tolnya karena telah membantu program pemerintah. Preseden semacam ini pernah dilakukan oleh pemerintah pada Lebaran kemarin bahwa pemudik yang menggunakan e-toll diberikan diskon 25 persen," kata Ketua Pengurus Harian YLKI, Tulus Abadi dalam keterangan resminya di Jakarta, Rabu (11/10/2017).
"Menurut pengamatan YLKI, transaksi e-toll sering terkendala oleh faktor konsumen yang belum terbiasa dan juga respon mesin card reader yang lambat, sehingga transaksi lebih lama," tambah Tulus.
Terakhir, pengelola jalan tol diminta untuk memperbanyak akses isi ulang, terutama di area sekitar pintu masuk jalan tol dan atau di rest area.
(eds/dna)