Biaya produksi kartu uang elektronik sebesar Rp 20.000 dibebankan kepada Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan perbankan masing-masing Rp 10.000. Akan tetapi, biaya tersebut ternyata belum cukup untuk menutupi biaya produksi kartu uang elektronik yang per kepingnya menelan sekitar US$ 2 atau sekitar Rp 26.000 yang juga menjadi beban bagi bank.
"Harga kartu yang pakai chip US$ 2. Kalau Rp 20.000 masih kurang sebetulnya," kata Deputi Direktur Grup Pengembangan Sistem Pembayaran Ritel dan Keuangan Inklusif Bank Indonesia Apep M. Komarna dalam jumpa pers di Kantor Pusat Jasa Marga, Jakarta Timur, Minggu (15/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menutup biaya operasional bank juga belum. Silakan googling harga kartu, berapa yang ada chipnya?," tutur Apep.
Dengan diberikannya diskon bagi pengguna jalan tol untuk membeli saldonya saja diharapkan bisa meningkatkan penetrasi pembayaran non tunai di jalan tol seluruh Indonesia. (ara/dna)