Berdasarkan data Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) yang diterima detikFinance, Senin (23/10/2017), penetrasi non tunai di jalan tol per tanggal 20 Oktober 2017 baru mencapai 88% secara nasional.
Tol di lingkungan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) menyumbang rasio elektronifikasi tol tertinggi dengan angka 92%.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Menuju penerapan implementasi 100% elektronifikasi jalan tol, koordinasi terus dilakukan untuk memastikan kesiapan aspek teknis," kata Sugeng dalam konferensi pers di gedung BI, Jakarta, Senin (23/10/2017).
Langkah-langkah yang dilakukan antara lain melalui percepatan pemasangan SAM Multiapplet, menjaga kewajaran harga kerjasama integrasi uang elektronik, implementasi SOP pemrosesan transaksi antara Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) dan perbankan, serta penerapan monitoring tools.
Selain itu penambahan lokasi layanan top up di sekitar gerbang dan rest area jalan tol maupun pada jaringan toko ritel terus dilakukan.
"BI dan Kementerian PUPR terus berupaya untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan sistem pembayaran elektronik jalan tol di seluruh Indonesia," ujarnya.
Direktur utama badan usaha jalan tol (BUJT) PT Jasa Marga Desi Arryani menjelaskan masyarakat diharapkan bisa mengubah kebiasaan dalam memasuki jalan tol.
"Jadi kami imbau masyarakat untuk mengubah gaya dan kebiasaanya, untuk siap dengan e toll dan siap dengan isinya," kata Desi.
Desi menjelaskan, dengan persiapan yang baik bisa mengurangi antrean di gerbang tol. "Kami mohon untuk antisipasi ketika masuk jalan tol disiapkan juga saldonya," ujar dia.
Pada 31 Oktober 2017 dan selanjutnya diharapkan pengguna jalan tol sudah terbiasa dan dapat menikmati kemudahan dan kenyaman menggunakan uang elektronik pada pembayaran tol. (dna/dna)