BI Ajak 20 Bank Sentral Dunia Pantau Benih-benih Krisis Ekonomi

BI Ajak 20 Bank Sentral Dunia Pantau Benih-benih Krisis Ekonomi

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 01 Nov 2017 15:14 WIB
Foto: Rengga Sancaya
Jakarta - Bank Indonesia (BI) membangun National and Regional Balance Sheet yang merupakan statistik neraca yang mengintegrasikan posisi dan transaksi keuangan lintas sektor. Tujuannya adalah untuk memantau kerentanan sistem keuangan Indonesia atau mengantisipasi lebih awal bibit-bibit munculnya krisis.

Demikian disampaikan Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo dalam acara seminar National and Regional Balance Sheet: Toward an Integrated Macrofinancial System Stability, di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, Rabu (1/11/2017).

Seminar dihadiri perwakilan 20 bank sentral dari berbagai penjuru dunia, otoritas anggota Komite Stabilitas Sistem Keuangan seperti Kemenkeu, OJK, dan LPS, serta Pemerintah Daerah, perbankan, ekonom, dan akademisi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Perry menjelaskan statistik yang dimiliki sebelumnya tidak sepenuhnya mampu memotret potensi kerentanan sistem keuangan akibat ketidakseimbangan finansial (financial imbalances), interkoneksi antar pelaku ekonomi maupun jalur transmisinya dengan cepat.

"Statistik ini mengumpulkan posisi dan transaksi keuangan seluruh sektor dalam perekonomian, yaitu rumah tangga, korporasi, pemerintah pusat, pemerintah daerah, perbankan, industri keuangan nonbank, dan sektor luar negeri," kata Perry.


Dia menjelaskan pemantauan risiko sistemik sektor keuangan menggunakan National and Regional Balance Sheet dilakukan melalui berbagai metode analisis seperti analisis matriks, analisis jaringan (network analysis), analisis profil risiko sektoral, hingga analisis keterkaitan makrofinansial (macrofinancial linkages).

Sejak inisiatif ini dimulai pada tahun 2014, berbagai perkembangan telah dicapai. Dari sisi kompilasi statistik, kelengkapan dan akurasi data terus meningkat seiring dengan dukungan data dan informasi dari berbagai lembaga terkait.

Dari sisi analisis, berbagai indikator risiko dan metodologi terus dikembangkan untuk mencari alat analisis yang paling tepat. Berbagai risiko serta keterkaitan antar sektor mulai dapat dipetakan dan dideteksi.

Ke depan, pengembangan terhadap National dan Regional Balance Sheet akan terus dilakukan. "Kelengkapan data khususnya pada sektor korporasi perlu mendapatkan perhatian agar kualitas statistik dan analisis semakin meningkat," jelas dia.

Pelaporan keuangan korporasi secara rutin perlu menjadi prioritas bagi otoritas yang berwenang. Seminar internasional ini diharapkan dapat memperluas pemahaman sekaligus berbagi pengalaman dalam penyempurnaan National dan Regional Balance Sheet.

(mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads