Bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, juga terjadi kontraksi dengan realisasi-12,6%.
"Kami punya yang namanya survei penjualan eceran di Bali, periode survei September 2017-Oktober 2017 dengan 100 responden. Penjualan di September 2017 menunjukkan adanya kontraksi," kata Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali, Causa Iman Karana, saat ditemui detikFinance di kantornya, Jl Letda Tantular, Denpasar, Bali, Kamis (2/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Dok. BI |
Turunnya penjualan eceran tertinggi, terjadi pada kelompok makanan dan minuman dan tembakau. BI mencatat penurunan 35,2% (mtm) atau turun 22,7% (yoy). Suku cadang dan aksesori juga alami penurunan 16,9% (mtm) dan 26,9% (yoy).
Data menunjukkan adanya penurunan permintaan karena lewati periode peak season pariwisata, libur sekolah dan hari raya keagamaan.
Faktor lainnya adalah dampak dari status awas Gunung Agung yang mengurangi jumlah wisatawan.
"Tapi untuk makanan, masyarakat di Bali masih cenderung datang ke lokasi toko ya. Bahkan ada beberapa komoditas itu kontraksinya terdalam sejak Mei 2014, sebabnya apa nanti kita dalami lagi," ungkapnya. (mkj/ang)












































Foto: Dok. BI