Ketua Dewan Komisioner LPS, Halim Alamsyah belum ada data pasti mengapa pertumbuhan kredit perbankan menurun. Namun menurutnya salah satunya juga disebabkan lesunya bisnis di sektor ritel.
"Banyak dugaan ya mengapa kredit ini masih belum beranjak, salah satunya sektor ritel mengalami perubahan yang cukup signifikan dan kami dapat info dari pemain retailer dan bankir memang risiko yang dihadapi oleh ritel kita cenderung tinggi karena ada saingan dari kegiatan online," tuturnya di kantor LPS, Jakarta, Kamis (2/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau mereka bertahan dengan bisnis model yang lama itu risikonya besar. Ini menyebabkan ekspansi usaha yang berada di sifatnya tradisional atau konvensional melemah tapi ini sifatnya sementara. Karena mereka pasti akan lakukan langkah-langkah," tambahnya.
Selain itu, Halim juga menilai hal lain yang menyebabkan kredit perbankan tersendat lantaran adanya relokasi industri oleh para perusahaan di Pulau Jawa. Hal itu menimbulkan jeda waktu bagi beberapa pelaku industri untuk memulai kembali produksinya.
"Kan mereka pindahkan sebagian industri Jabodetabek tiga sektor berdasarkan survei BI, yaitu sepatu, tekstil dan industri plastik dan juga barang barang konsumen juga pindah ke Jateng dan Jatim. Karena upah minimumnya hampir lebih dari dua kali bedanya, Jakarta itu Rp 3,5 juta tahun ini, kalau Jateng itu Rp 1,5 juta atau Rp 1,4 juta per bulan," tukasnya. (ang/ang)











































