Atasi Defisit Rp 9 T, BPJS Kesehatan Ajukan Skema Cost Sharing 8 Penyakit

Atasi Defisit Rp 9 T, BPJS Kesehatan Ajukan Skema Cost Sharing 8 Penyakit

Elza Astari Retaduari - detikFinance
Senin, 27 Nov 2017 15:29 WIB
Atasi Defisit Rp 9 T, BPJS Kesehatan Ajukan Skema Cost Sharing 8 Penyakit
Foto: Dok. detikcom
Jakarta - BPJS Kesehatan mengalami defisit anggaran mencapai Rp 9 triliun. Mengatasi hal tersebut, BPJS Kesehatan mengajukan skema cost sharing yang artinya peserta BPJS terlibat mendanai biaya perawatan untuk penyakit katastropik (berbiaya tinggi dan butuh penanganan medis lama).

Hal tersebut disampaikan Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay dalam keterangannya, Senin (27/11/2017). Saleh menyatakan BPJS Kesehatan menyampaikan skema cost sharing tersebut pada Kamis (23/11) lalu.

Menurut keterangan BPJS Kesehatan yang disampaikan Saleh, ada 8 penyakit katastropik yang ingin diterapkan sistem cost sharing. Penyakit tersebut adalah jantung, ginjal, kanker, stroke, thalasemia, leukimia, sirosis hepatitis, dan hemofilia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk pengobatan penyakit tersebut, kata Saleh, BPJS Kesehatan menghabiskan hampir 20 persen dari total anggaran yang ada. Karena itu, BPJS Kesehatan mengusulkan agar penyakit-penyakit katastropik itu dilakukan kebijakan cost sharing.

"Cost sharing adalah berbagi biaya antara BPJS Kesehatan dengan pasien atau keluarganya. Artinya, BPJS mengusulkan agar tidak semua biaya dibebankan kepada mereka (BPJS Kesehatan). Katanya, cost sharing ini hanya berlaku bagi peserta mampu dan mandiri," kata Wakil Ketua Komisi IX DPR Saleh Partaonan Daulay.

Menanggapi usulan itu, Komisi IX DPR meminta BPJS Kesehatan membuat simulasi pembiayaan dengan sistem cost sharing. Menurut Saleh, kebijakan cost sharing tetap akan berimplikasi ke aspek lain, termasuk kepesertaan dan pelayanan.

Lebih lanjut dikatakan Saleh, kebijakan cost sharing dapat membuat orang-orang kaya berpindah ke asuransi swasta. Misalkan orang kaya tersebut tetap di BPJS, kata Saleh, mereka pasti menginginkan pelayanan yang lebih berkualitas dan lebih baik.

"Karena itu, kami mengusulkan agar BPJS membuat simulasi pembiayaan dengan sistem cost sharing ini. Berapa sebetulnya nilai penghematan yang didapat? Berapa persen bisa menutupi defisit? Bagaimana cara yang akan ditempuh agar masyarakat yang mampu tetap mau menjadi peserta BPJS? Bagaimana cara BPJS kesehatan meningkatkan pelayanan bagi mereka yang membayar lebih ini, dan lain-lain?" tutur Saleh. (elz/dna)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads