Apa Imbas Kenaikan Bunga The Fed ke Pertumbuhan Ekonomi RI?

Apa Imbas Kenaikan Bunga The Fed ke Pertumbuhan Ekonomi RI?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Rabu, 06 Des 2017 14:05 WIB
Foto: Tim Infografis, Mindra Purnomo
Jakarta - Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve diperkirakan menaikan suku bunga acuannya Federal Fund Rate (FFR) menjelang tutup tahun 2017. Kenaikan suku bunga acuan AS yang diperkirakan sebesar 25 basis poin (bps) tidak terlalu banyak mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Asisten Gubernur dan Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo mengatakan, kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS sudah diperhitungkan oleh BI. Kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS juga sudah diperhitungkan ketika BI menurunkan suku bunga acuannya dua kali.

"Kita sudah kalkulasi bahwa semua risiko eksternal tahun ini termasuk sekali lagi kenaikan itu calculated. Makanya waktu turunkan suku bunga dua kali Agustus dan September sudah lihat potensial inflasi potensial dari nilai tukar apapun dari global dan domestik within, di dalam," ujar Dody dalam acara Bloomberg The Year Ahead Asia di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (6/12/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dody menambahkann jika ada dana asing keluar dari Indonesia, jumlahnya juga dipastikan tidak akan banyak. "Kalau ada reversal dana keluar dalam jumlah yang sudah dikalkulasi," tutur Dody.

Dengan demikian, BI masih meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun ini bisa mencapai level 5,1%. Sedangkan pertumbuhan ekonomi tahun depan di kisaran 5,1-5,5%.

"Masih dalam range kita sampaikan 5,1%. Tahun depan 5,1-5,5%," ujar Dody.

Selain itun hal yang perlu diwaspadai di tahun depan adalah turunnya harga komoditas karena belum pulihnya ekonomi China. Penurunan harga komoditas perlu diwaspadai namun tidak terlalu signifikan karena mulai pulihnya sektor manufaktur dan non komoditas lainnya.

"Bagi saya tahun depan harga komoditi akan sedikit turun karena Chinanya melambat. Manufaktur mulai bertahap tumbuh non komoditi bertahap tumbuh," tutup Dody. (ang/ang)

Hide Ads